JEMBER, BANGSAONLINE.com - Konsumsi masyarakat pada bulan Maret 2016 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu membuat inflasi di Kabupaten Jember menjadi yang terendah pada periode yang sama sejak lima tahun terakhir. Inflasi bulanan di Jember pada bulan Maret sebesar sebesar 0,07 persen (mtm).
Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm) dan Provinsi Jawa Timur sebesar 0,04 persen (mtm).
Baca Juga: Meriahnya Festival Ramadhan 2024 yang Digelar Pegadaian Area Jember
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, enam kota/kabupaten mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Secara bulanan, kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kediri yaitu 0,09 persen, diikuti Madiun 0,08 persen, Jember 0,07 persen, Surabaya 0,06 persen, Banyuwangi 0,03 persen dan Malang 0,02 persen.
Sementara itu, kota yang mengalami deflasi adalah Sumenep sebesar -0,27 persen dan Probolinggo -0,08 persen.
“Inflasi di Jember relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya selama lima tahun terakhir 2011 – 2015) yaitu sebesar 0,16 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi periode tersebut mencapai 3,6 persen (yoy) atau secara kumulatif pada Januari – Maret 2016 sebesar 0,62 persen (ytd),” kata Wakil Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember, Achmad Bunyamin, via rilis TPID.
Baca Juga: Bupati Jember Apresiasi Kolaborasi dan Sinergi dalam Kendalikan Laju Inflasi
Bunyamin menjelaskan, berdasarkan disagregasi inflasi Kabupaten Jember, inflasi bulan Maret 2016 didorong terjadinya inflasi kelompok core inflation dan administered price. Inflasi kelompok core inflation tercatat sebesar 0,20 persen (mtm). Angka tersebut menurun dibandingkan bulan lalu sebesar 0,35 persen.
“Emas perhiasan menjadi pendorong terjadinya inflasi kelompok core inflation, karena meningkatnya harga emas dunia. Namun demikian, terjaganya ekspektasi inflasi dan belum kuatnya permintaan, menjaga inflasi kelompok core inflation cukup rendah,” papar Bunyamin.
Sementara itu, kelompok administered price mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm). Di mana angka itu meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami deflasi sebesar -0,65 persen (mtm).
Baca Juga: Masuk Minggu Kedua, Operasi Pasar di Jember Tekan Inflasi
“Kenaikan harga kelompok administered price terutama disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek filter dan rokok kretek akibat penyesuaian harga yang dilakukan oleh perusahaan rokok atas kenaikan tarif cukai di awal tahun,” ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Bunyamin, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -0,74 persen (mtm), menurun dibandingkan bulan lalu yang inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) akibat menurunnya harga beras, daging ayam ras, telur ayam ras, tempe dan wortel.
“Tingkat konsumsi masyarakat di bulan Maret 2016 cenderung menurun dibandingkan bulan sebelumnya dan memasuki level pesimis. Ini yang menyebabkan rendahnya angka inflasi di bulan Maret lalu,” terangnya. (jbr1/yud/rev)
Baca Juga: Pimpin Rakor Bersama Forkopimda dan TPID, Bupati Jember Dapat Banyak Masukan Penanganan Inflasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News