PLTSa Tambakrigadung Mubadzir, Listrik yang Dihasilkan hanya Mampu Terangi TPA

PLTSa Tambakrigadung Mubadzir, Listrik yang Dihasilkan hanya Mampu Terangi TPA PLTSa di TPA Tambakrigadung

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Tambakrigadung, Kecamatan Tikung Lamongan hingga kini belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.

Tak heran, muncul pertanyaan dari warga sekitar terkait manfaat terobosan teknologi ramah lingkungan yang pembangunannya menelan anggaran miliaran tersebut.

Baca Juga: Peringati Deklarasi GNSSA di Jatim, PT Xurya Ajak Pelaku Industri Gunakan Energi Terbarukan

Menurut keterangan yang dihimpun BANGSAONLINE.com, pembangunan PLTSa tujuan utamanya adalah mengurangi sampah plastik. Sedangkan listrik yang dihasilkan karena masih kapasitas kecil, hanya digunakan untuk pengelolaan mesin daur ulang sampah dan penerangan lampu TPA saja.

"Tidak ada kegiatan apa-apa. Jangankan listrik, gedungnya dibuka saja tidak kok, mubadzir," ujar salah seorang pemulung yang setiap hari mengais rizki di tumpukan sampah tersebut, sambil minta namanya tidak dipublikasikan, Minggu (10/4).

Proyek senilai Rp 1,6 miliar ini diresmikan Deputi Persampahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sudirman pada 24 Maret 2015 lalu. Kala itu Sudirman menyebut ide Bupati Fadeli sangat cemerlang. Namun, ternyata usai diresmikan PLTSa tidak difungsikan secara maksimal.

Baca Juga: Lama Keluhkan Bau Sampah, Warga Tambakrigadung Lamongan Minta Relokasi TPA

PLTSa ini mulanya dirancang untuk menghasilkan listrik 30.000 watt yang beroperasi selama 8 jam per hari. Untuk sekali beroperasi memerlukan sebanyak 16-20 meter kubik sampah plastik.

Sebenarnya, warga sekitar lokasi sangat berharap ada manfaat luas dari berdirinya PLTSa. Terutama untuk memenuhi alternatif kebutuhan listrik masyarakat sekitar PLTSa. Sehingga pendirian PLTSa saat itu ramai dukungan. Tapi dengan kapasitas yang ada saat ini, harapan itu pun pupus sendirinya,apalagi terlihat mangkrak. “Biaya mahal tapi kalau tidak ada manfaatnya, buat apa ada PLTSa?,” ujarnya. (qom/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO