JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Sampai sekarang, program Revolusi Mental yang digembar-gemborkan pemerintahan Joko Widodo belum juga terasa dalam jalannya birokrasi dan pelayanan masyarakat.
"Itu omong kosong, hanya slogan manipulasi. Ada berita di televisi, salah satunya 1000 PNS di Palembang tidak masuk kerja setelah libur panjang hari ini. Itu baru di satu provinsi," kata politisi senior Rachmawati Soekarnoputri, Senin (9/5).
Baca Juga: Rachmawati di Mata RR: Almarhumah seperti Kakak Saya
Menurut Rachmawati, yang tidak berjalan di Indonesia adalah "nation and character building". Rasa nasionalisme bangsa telah terdegradasi. Akibatnya, tidak ada rasa kewajiban dan tanggung jawab terhadap negara karena orientasi negara menjadi liberal kapitalis sejalan diubahnya isi UUD 1945 pada era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Kemudian, sistem kapitalisme melahirkan konsumerisme atau gaya hidup konsumtif. Hilangnya rasa nasionalisme berdampak pada hilangnya etos kerja yaitu disiplin, karena warga negara merasa tidak punya tanggung jawab dan cinta tanah air.
"Penguasa mendukung gaya hidup santai, banyaknya liburan seperti istilah cuti bersama, libur bareng sampai hari kejepit. Masyarakat jadi materialistis, masa bodoh akan kemacetan," katanya.
Baca Juga: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal, Gubernur Khofifah Ikut Belasungkawa
Ia juga menilai warga Indonesia golongan menengah ke atas tidak lagi menjadi kelompok pekerja keras melainkan golongan pemalas yang cuek.
"Sementara golongan miskin termajinalisasi dengan sulitnya hidup, ini sesuai jargon kapitalisme yaitu free fight liberalism," ungkap dia. (rmol)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News