KARO, BANGSAONLINE.com - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika mengatakan, Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo adalah langganan awan erupsi Gunung Sinabung. Desa yang menjadi lokasi tewasnya tujuh korban akibat awan panas itu berada dalam radius antara 4-4,5 kilometer dari kawah Gunung Sinabung.
“Desa itu berada dalam radius rekomendasi bahaya kita yang dipatok enam kilometer (dari puncak gunung), berada di sektor selatan-timur,” kata dia, Senin (23/5).
Baca Juga: Ketua PN Gresik Promosi Jabatan Jadi Wakil Ketua PN Medan
Sejak 2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah merekomendasikan warga Desa Gamber untuk direlokasi. Warga desa itu menolak pindah, kendati dalam pengungsian masih nekat kembali ke ladangnya di desa itu. “Siang di ladang, malam di pengungsian,” ujarnya.
Menurut Gede, hingga saat ini PVMBG masih menetapkan status aktivitas gunung itu masih di Level IV atau Awas, status tertinggi aktivitas gunung api. Hingga saat ini belum ada indikasi penurunan aktivitas gunung api itu yang masih fluktuatif. “Sekarang aktivitasnya agak turun. Gunung Sinabung masih fluktuatif, naik turun. Tapi masih jauh dari indikasi penurunan aktivitas,” kata dia.
Gede mengatakan, erupsi Gunung Sinabung salah satunya ditandai dengan luncuran awan panas. Saat ini arah luncuran awan panas dominan ke sejumlah arah dari puncak gunung itu. “Umumnya yang menjadi langganan itu ke arah selatan, tenggara, dan timur. Paling panjang jangkauannya antara 4,5 kilometer sampai 5 kilometer,” kata dia.
Baca Juga: Dinas Pariwisata Kota Medan Promosikan Wisata Medis, Bisa Berobat Sambil Liburan
Sementara Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meninjau zona merah erupsi Gunung Sinabung di Desa Gamber Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang menjadi lokasi tewasnya tujuh warga, siang tadi (23/5). Dalam peninjauan itu, Mensos didampingi Bupati Karo Terkelin Brahmana, Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio, dan Dandim 0205/Karo Letkol Inf Agustatius Sitepu.
Dalam kunjungan tersebut, Mensos Khofifah Indar Parawansa hanya meninjau dari luar pos pengamanan yang telah disiapkan Satgas Penanganan Erupsi Gunung Sinabung. Meski Gunung Sinabung tidak menunjukkan aktivitas, tetapi area yang berada di sekitar radius 5 km itu dipenuhi abu vulkanik yang berterbangan, dan semakin pekat jika dilintasi kendaraan.
Usai peninjauan, Mensos mengatakan, masyarakat diharapkan dapat mematuhi larangan pemerintah agar tidak memasuki area yang dikategorikan zona merah. Dengan aktivitas Gunung Sinabung yang sulit diprediksi, kepatuhan terhadap larangan memasuki zona merah tersebut sangat diperlukan demi keselamatan jiwa masyarakat.
Baca Juga: Dinasti Politik Jokowi Disorot, Presiden Pertama yang Punya Anak dan Menantu Wali Kota
Pihaknya menyadari jika masyarakat Kabupaten Karo memiliki kultur agraris dengan bercocok tanam sehingga hampir semua aset berada di lokasi zona merah. Namun masyarakat juga perlu mementingkan keselamatan jiwa sehingga harus mematuhi peringatan pemerintah dan Satgas Penanganan Erupsi Gunung Sinabung.
Selain meningkatkan sosialisasi mengenai tingkat keamanan, pihaknya juga mengharapkan Pemkab Karo untuk membangun komunikasi dengan masyarakat guna memberitahukan kondisi yang ada.
"Jika aman, warga bisa memetik hasil tanamannya," katanya.
Baca Juga: Pengelola TPK Belawan Bantah Kerusakan Container Crane
Sebagai program jangka panjang, ujar Mensos, pemerintah akan mempersiapkan early warning system guna mengetahui perkembangan aktivitas Gunung Sinabung. Ketika ada tanda-tanda aktivitas vulkanologi, masyarakat bisa mengikuti prosedur evakuasi seperti yang disosialisasikan Satgas Penanganan Erupsi Gunung Sinabung.
Di sisi lain, seorang warga Desa Gamber berinisial CBT (63), korban terkena awan panas erupsi Gunung Sinabung yang saat ini masih dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, segera diamputasi.
"Kita cuma menunggu izin persetujuan operasi dari pihak keluarga CBT. Hal ini harus secepatnya dan mengingat kaki korban semakin membusuk," ujar Kabid Pelayanan Medis RSUP H Adam Malik Medan, dr Qodri Fauziah Tanjung, SpAn.
Baca Juga: Setubuhi Istri Tahanan Narkoba, Oknum Polisi Ini Minta Uang Rp 30 Juta
Bagian kaki korban, menurut dia, mengalami luka bakar serius hingga mencapai 60 persen dan bila terus dibiarkan dapat membahayakan keselamatan diri warga tersebut.
Oleh karena itu, katanya, tim medis RSUP Adam Malik Medan telah menyarankan kepada pihak keluarga korban agar CBT secepatnya menjalani operasi amputasi. Namun, surat izin dari pihak keluarga belum juga dikirimkan. (det/bbc/tic/mer/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News