JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Meski sudah berusia 71 tahun, Waris Siswoyo, warga Dusun Ploso Kendal, Desa Ploso Geneng, Kecamatan Jombang tetap semangat menekuni keahliannya membuat lampion takbiran. Lampion tersebut biasanya digunakan warga saat ikut takbir keliling malam lebaran.
Sejak dua Bulan lalu, Waris sudah didatangi pemesan lampion takbiran. Tidak hanya dari dalam kota, pembeli dari luar kota juga banyak yang datang ke rumah pria beruban tersebut. Pembeli dari luar kota di antaranya dari Madiun, Caruban, dan Lamongan.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
"Saat ini saya sudah menerima 950 biji pesanan lampion takbiran. Ini kemungkinan masih akan terus bertambah. Terutama mendekati lebaran," katanya ditemui di rumahnya, Sabtu (18/6).
Waris menekuni kerajinan tersebut sejak tahun 2009 setelah berhenti menjadi buruh salah satu perusahaan swasta di Jombang. Bapak empat anak itu mempelajari kerajinan tersebut dari tetangganya, Sutikno.
"Awalnya saya hanya modal uang Rp 50 ribu. Sebagai promosi, saya hanya berikan gratis ke pengurus masjid yang mengadakan takbir keliling di desa ini," ujarnya.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Karena direspon positif oleh warga, akhirnya kakek tiga cucu itu meneruskan kerajinan tersebut. Hingga akhirnya dikenal banyak orang bahkan ke luar kota.
"Sekarang yang sudah terjual dan diambil pemesan ke sini (rumah, red) 300 biji," bebernya.
Lampion takbiran yang disediakan terbuat dari bambu yang didesain seperti Bintang dan Bulan. Dilapisi kertas warna-warni. Di dalamnya diisi lampu hias dengan baterai sebagai sumber energi. Ada berbagai karakter gambar di bagian kertas berwarna putih. Mulai dari Upin-ipin, Doraemon, sinchan, dan gambar lucu lainnya.
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
"Harga per biji Rp 10 ribu. Kalau untuk pengurus masjid atau musala, saya diskon sedikit menjadi Rp 9.500 per biji," jelasnya.
Atas usahanya ini, kakek Waris mendapat keuntungan jutaan rupiah. Tahun lalu, ia mampu menjual 1.300 biji. Dengan keuntungan sekitar Rp 7 juta. "Untuk menggaji tiga pekerja sekitar Rp 3 juta. Kalau modal sekitar Rp 3 juta. Semoga saja tahun ini penghasilan bisa tambah," tandasnya.
Kerajinan ini biasanya hanya dikerjakan jelang iIdul Fitri dan Idul Adha. "Tetap lebih ramai lebaran idul fitri," pungkas Kakek Waris. (jbg1/dio/rev)
Baca Juga: Perangkat Desa di Jombang Ditangkap Usai Terlibat Illegal Logging
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News