SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH A Hasyim Muzadi menegaskan bahwa maju-tidaknya Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur Jawa Timur tergantung izin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
”Yang ‘punya’ Khofifah itu sekarang Pak Jokowi. Jadi ya harus izin terlebih dahulu sama beliau," kata mantan ketua umum PBNU dua periode itu ketika memberi taushiyah dalam acara buka bersama DPD Golkar Jawa Timur, Sabtu (25/6)
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Dalam acara yang digelar di kantor Golkar Jalan A Yani Surabaya itu hadir ketua umum DPP Golkar Setya Novanto dan ketua DPD Golkar Jawa Timur Nyono Suharli Wihandoko.
Kiai Hasyim Muzadi yang pengasuh dua pondok mahasiswa al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat itu mengatakan, sejak awal diangkat sebagai menteri, Khofifah sudah menandatangani kontrak dengan Jokowi. Kontrak itu berisi komitmen untuk menjalankan tugasnya menjadi Menteri Sosial selama 5 tahun.
"Kalau Bu Khofifah tiba-tiba mundur dari jabatannya, dan maju Pilkada Jatim menjadi Calon Gubernur, kan itu juga kurang baik," ujar Kiai Hasyim Muzadi yang anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
Meski demikian Kiai Hasyim mengatakan bahwa keputusan maju dalam pilgub Jatim itu tetap menjadi hak Khofifah.
Kiai Hasyim juga mengatakan bahwa dirinya datang ke acara buka bersama di kantor DPD Partai Golkar Jatim karena diminta memberi tausiyah.
"Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan politik," katanya.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Ia meminta Golkar jangan jauh-jauh dari NU jika ingin terus menjadi partai terbesar di Indonesia.
"Tapi kalau sudah dekat dengan NU, jangan diambil semuanya sebab NU itu milik semua partai," kata Kiai Hasyim Muzadi yang disambut gelak tawa para pengurus Golkar.
Dalam beberapa hari ini Setya Novanto memang melakukan safari Ramadan di Jawa Timur. Selain turun ke beberapa daerah Setya Novanto juga berkunjung ke kantor PWNU Jawa Timur. Ia disambut ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah. Dalam acara pertemuan Golkar-PWNU itu juga tampak Ketua PBNU yang juga Ketua DPP Golkar Nusron Wahid dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Usai pertemuan Setya Novanto ditanya wartawan soal kemungkinan Golkar mengusung Gus Ipul dalam pilgub Jatim. Ia menjawab normatif. "Nama Gus Ipul menjadi salah satu kandidat yang kami bicarakan untuk Pilkada Jatim," ujar Setya Novanto, mantan ketua DPR RI yang dipecat karena terlibat skandal Freeport sehingga ia akrab dipanggil “papa minta saham”.
Menurut dia, nama Wakil Gubernur Jatim tersebut memiliki popularitas maupun elektabilitas bagus, dan dinilai sebagai representasi kader NU di Jatim.
"Itulah mengapa di internal Golkar, Gus Ipul adalah salah satu kandidat yang selalu dibicarakan," ucap mantan Ketua DPR RI tersebut yang dipecat karena kasus Freeport itu.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Meski demikian bukan berarti Golkar pasti dan positif mendukung Gus Ipul.
Sebab Golkar, kata dia, juga membuka komunikasi dengan calon gubernur lain, baik dari internal maupun eksternal partai dengan finalisasi dukungan akan diputuskan oleh DPP setelah melakukan survei.
"Kami juga akan mendengar masukan para kiai dari NU, terutama di Jatim karena mayoritas masyarakatnya kaum Nahdliyyin. Kondisinya masih dinamis," tegas Setnov.
Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang
Karena itu pihaknya belum bisa memastikan siapa nantinya kandidat yang diusung karena harus melaksanakan proses yang sama seperti prosedur berlaku di internal partai.
Gus Ipul belakangan ini memang terus melakukan komunikasi dengan para pimpinan partai. Sebelumnya, ia merapat ke PDIP. Bahkan ia disebut-sebut bakal menggandeng Bupati Ngawi Budi Sulityono yang akrab dipanggil Kanang. Namun informasi yang diterima BANGSAONLINE.com di internal PDIP terjadi tarik-menarik. Sebagian petinggi PDIP justru ingin menampilkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai calon gubernur Jatim.
Kini Gus Ipul merapat ke Golkar, tapi para petinggi partai beringin ini juga belum memastikan mengusung wakil gubernur Jatim itu. DPD Partai Golkar Jatim kini justru melakukan survei dan mencari figur yang pantas dan layak diusung dalam Pilgub Jatim 2018 mendatang.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
"Survei kami lakukan terhadap beberapa tokoh, baik secara internal maupun eksternal partai," ucap Ketua DPD Golkar Jatim, H Nyono Suharli saat menghadiri buka bersama kader Partai Golongan Karya Kabupaten Sidoarjo di Gedung Rahmatul Umah, Jumat (24/6).
Nyono melanjutkan, nama-nama yang disurvei, tentunya memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang tinggi. Di antara tokoh yang masuk dalam survei partainya, sebut Nyono, Gus Ipul, Halim Iskandar, dan tentu saja Khofifah Indar Parawansa, di samping internal partainya yakni Nyono sendiri.
"Kalau saya, maju dan tidaknya saya serahkan sama yang di atas. Gak dinyono-nyono, tapi nyoto (tidak disangka tapi bisa jadi kenyataan," papar Bupati Jombang aktif itu berkelakar.
Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya
Sebelumnya, Nyono kepada BANGSAONLINE.com mengatakan bahwa dirinya harus siap untuk maju sebagai calon gubernur Jatim jika diperintahkan DPP Golkar. Hanya saja ia harus melakukan salat istikharah dulu. Kalau hasilnya baik, maka ia akan maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Jatim.
Sementara KH Hasan Mutawakkil Alallah – seperti dikutip Antara - berharap hubungan Golkar dengan NU semakin harmonis sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Tentu kami harapkan agar jalinan kebersamaan relasi yang ada dilanjutkan dengan langkah yang bisa dimanfaatkan masyarakat," katanya.
Mutawakkil menyampaikan 80 juta warga NU di Indonesia, sebanyak 25 juta di antaranya berada di Jatim. (tim/viva/antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News