SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Perwakilan Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Taman Bunga Sumenep (TB) yang dipindah ke lapangan kerapan sapi di depan Kantor Kementerian Agaman (Kankemenag) Sumenep mendatangi gedung DPRD setempat, Selasa (26/7). Mereka hendak menyampaikan keluh-kesah pasca relokasi dilakukan. Harapannya, legislatif bisa mendesak eksekutif membuat kebijakan baru yang menguntungkan nasib PKL.
Ketua Paguyuban PKL, Cakdul, menuturkan saat ini PKL mengalami penurunan omzet cukup drastis setelah dipindah dari TB. Hal itu terjadi karena di tempat yang baru sangat sepi pengunjung. Dia berharap legislatif bersedia memperjuangkan nasib PKL.
Baca Juga: Tingkatkan Pengunjung, Fauzi Sajikan Seni Budaya dan Musik Milenial di Pasar Bangkal
“Semoga wakil kita di gedung dewan bisa memperjuangkan nasib pada PKL. Terus terang, kondisi saat ini sudah memprihatinkan,” ungkapnya.
Menurutnya, penghasilan PKL bergantung pada tempat. Jika tidak representatif, maka pendapatan PKL dipastikan memilukan hati. Di lapangan kerapan sapi itu, kata Cakdul, tidak ramai seperti di TB.
Yang lebih mengherankan lagi, imbuhnya, tidak ada tindak lanjut yang dilakukan pemerintah. Keberadaan PKL dibiarkan begitu saja. Padahal pemerintah diyakini sudah mengetahui bahwa PKL tidak nyaman tinggal di tempat baru itu, sebab penghasilan benar-benar seret.
Baca Juga: Ratusan PKL di Sumenep Ngotot Kembali ke Taman Bunga, Dihadang Satpol PP
“Kebijakan harga mati itu hampir mematikan kami juga,” berangnya.
Sementara anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sumenep, Nurus Salam, mengaku telah meminta pemkab setempat mencari kebijakan baru, di mana kebijakan tersebut mampu mendongkrak lagi pendapatan para PKL.
"Saya hampir setiap malam berada di lokasi. Saya sering bertemu dengan PKL. Dan faktanya pendapatan PKL turun drastis,” terangnya. (mat/rev)
Baca Juga: Ratusan PKL Demo Pemkab Sumenep, Tuntut Cabut Kebijakan Relokasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News