SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Relokasi pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di seputar Taman Adipura yang lebih dikenal Taman Bunga (TB) ke depan lapangan kerapan sapi, atau di depan Kantor Kementerian Agaman (Kankemenag) Sumenep, terus menimbulkan persoalan. Yang paling nampak adalah menurunnya omzet PKL. Usut punya usut, ternyata konsep relokasi PKL itu pun belum matang.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep, Syaiful Bahri, mengakui bahwa penempatan PKL di depan Lapangan Giling atau kerapan sapi itu merupakan masa ujicoba selama satu bulan. Pemerintah nanti akan melakukan evaluasi terhadap terhadap keberadaan PKL di tempat baru tersebut .
Baca Juga: Tingkatkan Pengunjung, Fauzi Sajikan Seni Budaya dan Musik Milenial di Pasar Bangkal
"Kita akan lakukan evaluasi. Apakah nanti akan ada langkah perbaikan atau memberikan alternatif-alternatif lain. Yang jelas kita tidak akan merugikan para PKL," jelasnya, Selasa (19/7).
Bahkan jika dari hasil evaluasi nanti mengharuskan dipindah lagi, kata Syaiful, maka PKL akan dipindah lagi ke tempat lain, termasuk akan di antaranya bisa dipindah ke dalam lapangan kerapan sapi.
Syaiful juga mengakui bahwa omzet PKL juga menurun. Tapi dia menganggap hal itu wajar, sebab berada di tempat baru. Beda dengan masih ada di TB yang lebih banyak diketahui kalangan umum.
Baca Juga: Ratusan PKL di Sumenep Ngotot Kembali ke Taman Bunga, Dihadang Satpol PP
Terkait ujicoba itu, respon tajam pun menggelinding. Salah satu warga Desa Kolor, Kecamatan Kota, yang memiliki kerabat PKL, Fauzan Adhima, menganggap penguasa saat ini sudah tidak punya hati nurani. Katanya, jika memang berpikir untuk nasib para PKL, pemerintah mestinya mengkaji secara matang kebijakan relokasi PKL itu, bukan malah dijadikan ajang ujicoba.
“Mereka (PKL, red) bukan kelinci percobaan. Akibatnya sudah jelas, nasib mereka menderita karena pendapatan terjun bebas. Ini menjadi bagian potret pemerintah yang tidak pro rakyat,” terang pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPD KNPI Sumenep itu.
Dia berharap pemerintah mengambil langkah konkret terkait keberadaan PKL yang terus menuai sorotan itu. Dampak yang dirasakan PKL sudah nyata, tidak usah menunggu waktu untuk mengambil kebijakan lain. Dia mengusulkan bekas terminal lama yang berdekatan dengan Pasar Anom dijadikan tempat baru PKL.
Baca Juga: Ratusan PKL Demo Pemkab Sumenep, Tuntut Cabut Kebijakan Relokasi
“Saya bukan tidak setuju relokasi PKL. Hanya saja konsep yang diusung masih mentah, buktinya adalah tempat yang tidak representatif bagi PKL. Tolong segera cari tempat lain. Jika bisa bisa, saya usulkan di bekas terminal sepertinya cocok ditempati PKL,” tutupnya. (mat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News