Kunker ke Gresik, Menperin Tinjau Pembangunan Pabrik Amurea II PG

Kunker ke Gresik, Menperin Tinjau Pembangunan Pabrik Amurea II PG Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto (tiga dari kiri) ketika mengunjungi PT Petrokimia Gresik (PG). foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menteri Perindustrian RI, melakukan kunjungan kerja ke PT Petrokimia Gresik (PG), Kamis (4/8). Dalam kunjungan tersebut, ia menyempatkan melihat perkembangan proyek Amurea II milik PG yang merupakan salah satu proyek strategis pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat di sela mendampingi menyatakan bahwa revitalisasi pabrik diperlukan untuk menghemat bahan baku. Pabrik Amurea II ini direncanakan akan menggunakan gas 24 MmBTU/ton sama seperti rata-rata pemakaian gas industri pupuk di luar negeri.

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29

“Adapun kendala yang dihadapi oleh industri pupuk saat ini, selain harga urea impor yang lebih rendah, juga tingginya harga gas. Faktor harga gas ini menjadi faktor yang tidak dapat dikendalikan," ujar Aas.

Sementara Menteri Perindustrian RI, menanggapi hal itu menyatakan, bahwa dia sudah berkoordinasi dengan Kementrian ESDM untuk meninjau industri mana saja yang perlu dibantu terkait dengan gas alam.

“Industri strategis seperti ini perlu mendapatkan special treatment. Pangan harus menjadi prioritas nomor satu," ujar Airlangga.

Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani

Di tempat yang sama, Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan, bahwa proyek Amurea II merupakan proyek pembangunan pabrik amoniak dan urea untuk memenuhi kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur.

Selain itu, pabrik ini nantinya juga dapat menutupi kekurangan amoniak sebagai bahan baku pupuk NPK. Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium Wuhuan Engineering dan PT Adhi Karya. “Proyek telah dimulai sejak Februari 2015 dan kami berharap proyek selesai dan beroperasi secara komersial pada Desember 2017 atau sekitar 34 bulan,” ujar Nugroho Christijanto.

Lebih lanjut Nugroho menyatakan, bahwa pabrik ini memiliki desain kapasitas amoniak 660 ribu ton/tahun dan urea 570 ribu ton/tahun. Untuk bahan baku, PG telah mendapatkan sumber gas dari Husky Cnooc Madura Limited (HCML) sebesar 85 MMSCFD.

Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani

“Sampai dengan Juni 2016 progress proyek ini telah mencapai 58,4 persen,” pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO