Soal Maraknya TKA di Gresik, Disnakertrans Minta Kades Data Pengangguran

Soal Maraknya TKA di Gresik, Disnakertrans Minta Kades Data Pengangguran Pencari kerja di Gresik yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sorotan tajam masyarakat, khususnya dari kalangan wakil rakyat soal maraknya TKA (tenaga kerja asing) di Kabupaten Gresik, tampaknya membuat Disnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) merah telinga.

Masyarakat menilai serbuan TKA itu membuktikan pemerintah tidak serius mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik. Justru jumlah pengangguran terus bertambah.

Baca Juga: Komisi IV DPRD Gresik Minta Perusahaan Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

Karena itu, Disnakertrans meminta semua kepala desa di 330 desa yang tersebar di 18 kecamatan se Kabupaten Gresik agar melakukan pendataan warganya yang masih pengangguran.

"Saya minta kades mendata warganya yang nganggur," kata Kepala Disnakertrans Pemkab Gresik, Mulyanto, SH, Minggu (14/8).

Mulyanto mengaku berterima kasih atas banyaknya masukan masyarakat terkait masuknya TKA di Kabupaten Gresik. Mulyanto berjanji, pihaknya akan makin memperketat pengawasan dengan cara intens melakukan pendataan ke masing-masing perusahaan.

Baca Juga: FPG DPR RI Siap Tindaklanjuti Serbuan TKA di Gresik

Dia juga meminta kepada masyarakat yang mengetahui masuknya TKA di perusahaan di wilayah mereka dilaporkan ke instansi berwenang. "Biar kami bisa cek TKA itu resmi atau tidak. Punya izin atau tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, Kades (kepala desa) Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah, Sandi, menyatakan masuknya TKA di Kabupaten Gresik menjadi ancaman bagi pekerja lokal. Kondisi itu juga berimbas buruk terhadap program pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di kota pudak.

Masyarakat Kabupaten Gresik yang kesulitan mendapatkan pekerjaan harus rela merantau ke luar negeri seperti ke Malaysia, Brunei, Qatar, Arab Saudi dan lainnya. "Kasihan kan. Di daerah Gresik utara banyak warga yang harus rela merantau karena sulit cari kerja di daerahnya," ungkap Sandi.

Baca Juga: Petinggi Parpol Minta Pemkab Gresik Buka-Bukaan Soal TKA Ilegal

Andika, salah satu buruh yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) di salah satu industri di kawasan Maspion Kecamatan Manyar, mengaku pasca di-PHK lima bulan lalu hingga sekarang belum mendapatkan pekerjaan. Menurut dia, sebelum PHK, pihak perusahaan mengurangi pekerja dengan alasan lesunya ekonomi.

Namun kenyataannya, pihak perusahaan rekrut pekerja baru. "Kami minta Pak Bupati Gresik (Sambari Halim Radianto) menginstruksikan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja baru agar lebih memprioritaskan tenaga lokal (asal Gresik). Jangan membiarkan mereka memakai TKA," pintanya.

Masih tingginya angka pengangguran di Kabupaten Gresik, juga berdampak terhadap tingginya angka kemiskinan. Kondisi ini tentunya tidak berbanding lurus dengan jumlah perusahaan yang tersebar di Kabupaten Gresik yang mencapai 1.700 lebih.

Baca Juga: Disnakertrans Gresik Ungkap 112 Perusahaan Pengguna TKA, Berikut Datanya

Berdasarkan data di Dinas Sosial Pemkab Gresik, bahwa pada tahun 2014, angka kemiskinan di Kabupaten Gresik masih tembus hingga 13,41 persen atau kisaran 155.000 jiwa dari total jumlah penduduk 1,3 juta jiwa lebih.

Padahal, daerah lain, angka kemiskinannya jauh di bawah Gresik. Kabupaten Mojokerto, misalnya, kabupaten yang tidak banyak bercokol industri pada tahun yang sama (2014), angka kemiskinannya hanya 6,5 persen, dan Kabupaten Sidoarjo 6,4 persen. Kemudian, Kota Surabaya 5,79 persen, Kota Batu 4,59 persen, dan Kota Madiun 4,85 persen.

Kepala Dinas Sosial Pemkan Gresik, Rudi Sutadji membenarkan, bahwa berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), kalau angka kemiskinan di Kabupaten Gresik lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota di atas.

Baca Juga: Kepala Disnakertrans Gresik Klaim hanya Ada 375 TKA, Bekerja di 112 Industri

Meski demikian, jumlah angka kemiskinan di Kabupaten Gresik setiap tahunnya terus mengalami penurunan. "Alhamdulillah, hasil kerjasama semua pihak angka kemiskinan di Gresik terus menurun," klaimnya.

Rudi mengaku heran, mengapa angka kemiskinan di Gresik lebih tinggi dari daerah tetangga tersebut. Padahal, dilihat dari beberapa variabel, Gresik terbilang ekonominya bagus dan lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain.

Sebagai contoh, dari sektor pertumbuhan ekonomi. Tahun 2016 ini, pertumbuhan ekonomi di Gresik di atas 7,36 persen mengalahkan Jawa Timur dan nasional. Kemudian, pendapatan perkapita rata-rata di atas 63 juta pertahun. "Saya sendiri merasa tidak masuk akal kalau kemiskinan di Gresik masih di atas 13 persen," pungkasnya. (hud/rev)

Baca Juga: Komisi D DPRD Gresik Desak Disnakertrans Sweeping Perusahaan Pemakai Naker Asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO