NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Ungkapan tersebut cukup mengena ke dalam setiap hati anggota Komunitas Ontel Sepeda Tua Indonesia (Kosti) saat melaksanakan upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-71, kemarin (17/8).
Upacara yang digelar di Lapangan Kartoharjo, Nganjuk tersebut dihadiri perwakilan-perwakilan Kosti di setiap kecamatan. Mereka mengenakan dandanan layaknya tokoh pewayangan semacam Arjuna, Gatotkaca dan lain sebagainya. Sebagai inspektur upacara adalah Anggota Komisi IV DPR RI Surya Alam.
Baca Juga: Hari Terakhir Kampanye, Bunda Ita-Mbak Zuli Keliling Nganjuk Dikawal Rombongan Ledang dan Becak
“Saya diundang sebagai tamu kehormatan, kenyataan saya disuruh pimpin upacara dengan tradisi Jawa ala tokoh pewayangan,” kata Surya Alam, Rabu (17/08).
Menurutnya, kegiatan ini perlu di tumbuh kembangkan seakan tidak percaya bahwa awalnya, hanya menghadiri undangan untuk ikut memeriahkan upacara peringatan HUT RI ke-71. Dengan berpakaian tokoh wayang dan pimpin upacara dengan menggunakan bahasa jawa, dengan iringan music gamelan lengkap.
“Ini merupakan kehormatan buat saya, saya anggap unik sekaligus melestarikan budaya Jawa,” terangnya.
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Dijelaskan, kemerdekaan yang telah dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia saat ini tidak terlepas dari jasa para pahlawan, dan mewariskan nilai-nilai perjuangan kepada para pemuda serta menumbuhkan rasa nasionalisme.
“Saya bangga atas ide kreatif dan bentuk nasionalis masyarakat nganjuk, dengan menampilkan ide unik dan kreatif,” tandas Surya.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
Sementara itu tokoh masyarakat Nganjuk Suratman, sekaligus koordinator kosti mengatakan, suatu bentuk partisipasi pecinta sepeda ontel ingin berbagi kebahagian dengan masyarakat dan ikut memeriahkan HUT RI ke-71. Selain pimpinan upacara yang menggunakan pakaian pewayangan, para peserta juga menggunakan pakaian lengkap ala pejuang 45 lengkap dengan atribut dan sepeda tuanya.
“Memang saya menginginkan kesan unik dan mengena langsung ke masyarakat,” kata Suratman.
Baca Juga: Antusias Warga Tinggi, Pj Bupati Nganjuk Apresiasi Baksos Periksa Kesehatan Gratis
Menurutnya, kesan merakyat dan tradisional adalah suatu kultur budaya dari masing-masing daerah, kita sendiri dari jawa dan kental dengan budaya wayang. Kultur budaya inilah yang akan lebih memperkenalkan daerah tersebut ke manca negara, bahwa adat dan budaya yang berbeda-beda tapi tetap satu yaitu di Indonesia. Jadi keanekaragaman yang tercerminan dalam Bhineka Tunggal Ika tidak bisa kita tinggalkan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
“Saya atas nama Kosti mengucapkan trimakasih kepada para pejuang dan pendahulu bangsa, jasanya tak akan bisa terlupakan,” tutur Suratman.
Pada kesempatan tersebut masyarakat yang hadir dalam upacara tersebut juga di sediakan jajanan dan makanan gratis. Sebanyak 10 pedagang yang di persiapkan untuk memberi makanan gratis langsung di serbu di antaranya, 2 pedagang bakso, gado-gado, tahu campur, nasi pecel, lontong balap, es tebu, dan pedagang cireng. (bam/lan)
Baca Juga: Tim Kurator Balai Harta Peninggalan Surabaya Gali Potensi Harta Pailit PT RRI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News