JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Hingga kemarin, PDI Perjuangan belum menentukan sikap politiknya terkait Pilgub DKI Jakarta 2017. PDIP mengakui bila suara kader belum ada kata sepakat siapa yang akan diusung sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Ketua DPP Bidang Keanggotaan dan Organisasi PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam dunia politik. Apalagi belum ada keputusan resmi dari DPP PDIP.
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
"Ah itu biasa (pecah suara), sebelum ada keputusan, tapi sesudah ada keputusan mereka laksanakan. Siapapun pasti ada (pro kontra). Tapi secara hati itu mereka menunggu dari keputusan," kata Djarot di Museum Satriamandala, Jakarta Pusat, Minggu (21/8).
Djarot yang juga menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta itu masih belum mau membocorkan siapa kader PDIP yang akan diusung dalam Pilgub DKI 2017 nanti. Meski telah diminta untuk mendampingi petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Djarot tetap belum menentukan sikapnya.
Pasalnya, tegas Djarot, dirinya masih menunggu keputusan dari partai yang menaunginya.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"Makanya kita lagi fokus konsolidasi sambil menunggu rekomendasi dari PDIP. Jadikan kalau di PDIP itu kan kulturnya militan dan selalu terkoordinir, terorganisir dengan baik. Jadi apapun dari keputusan PDIP itu selalu," jelasnya.
Meski DPD dan DPC di Jakarta telah menyatakan menolak petahana gubernur DKI Jakarta atau Ahok kembali memimpin, namun apabila sudah ada keputusan DPP akan tetap dilakukan. Sebab DPD dan DPC telah menggunakan haknya untuk menyuarakan aspirasi.
"DPC, DPD sudah menggunakan haknya untuk menyampaikan aspirasi dan sudah diterima di DPP dan di DPP digodok. Kita tunggu rekomendasi dari DPP," tandasnya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Agus Sunoto Imam Mahmudi
Sebelumnya juga diketahui, berhembus kabar bila Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah memberikan restu terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk berpasangan dengan Djarot Saeful Hidayat.
Djarot mengatakan ada indikasi partainya mengusung petahana Basuki T Purnama bersama dirinya di Pilgub DKI mendatang. Namun keputusan ini masih di tangan sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Ya memang indikasinya ke sana, tapi kita tunggu saja dulu, kita lihat ke depan kan masih banyak perubahan-perubahan," kata Djarot.
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
Kabar tersebut langsung dibantah Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Achmad Basarah. Menurutnya, isu deklarasikan pasangan Basuki T Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI sengaja dihembuskan oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Berita bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya, Minggu (21/8).
Sedangkan Politikus PDIP Masinton Pasaribu meminta Ahok tidak mencampuri internal partainya terkait dukungan di Pilkada DKI 2017. Ahok berulang kali mengklaim dirinya didukung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Respons Ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri soal Sejumlah Oknum Ngaku Kader dan Dukung Deny-Mudawamah
"Kami minta supaya jangan ikut-ikut mecah belah. Jangan ikut menyebarkan berita hoax. Urus aja jangan nyolot," tegasnya.
Menurut dia, apapun keputusan nanti adalah hak dan domain PDIP. Ahok atau siapapun juga tidak berhak untuk menginformasikan ke publik akan suatu hal yang belum pasti. "Siap aja dirinya jangan campur urusan orang, dapur orang dalam hal ini PDIP," jelas dia.
Masinton mengatakan belum ada pembicaraan internal terkait dukungan partainya. Malah, kata dia setiap informasi yang beredar jika PDIP akan dukung Ahok sangat tidak jelas. "Informasi PDIP dukung si A itu hoax semua," kata Masinton.
Baca Juga: Usai Dibentuk, Ketua DPRD Kota Batu Minta Komisi Langsung Bekerja Sesuai Tupoksi
Di sisi lain, meski Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini enggan untuk dicalonkan dalam Pilgub DKI, namun sejumlah elemen pendukung justru menggelar deklarasi seperti yang dilakukan Gerak Indonesia.
Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati mengumpulkan ratusan warga perwakilan kelurahan di seluruh Jakarta untuk deklarasi mendukung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju sebagai calon gubernur.
"Perwakilan dari 267 kelurahan di Jakarta kami datangkan untuk deklarasi bersama," kata Emi di sela deklarasi di Gedung Joang 45, Sabtu (20/8).
Baca Juga: Politisi PDIP Ungkap Alasannya Pilih Pasangan MUDAH di Pilbup Pasuruan 2024
Emi mengklaim semua perwakilan kelurahan telah sepakat menyokong Risma agar mendapat rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Emi mengaku bakal mengagendakan acara ramai-ramai datang ke Surabaya menjemput Risma.
Menurut Emi, warga menginginkan Risma memimpin Jakarta karena dianggap telah berhasil mengubah Surabaya menjadi kota yang lebih baik. Dia menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang gagal meneruskan program gubernur terdahulu, Joko Widodo.
Emi menilai Ahok sangat arogan dan tidak mementingkan warga miskin. Sedangkan Risma dianggap sosok yang mampu mengayomi warga Jakarta secara keseluruhan. "Tentunya Bu Risma juga pasti melihat ini dan bersedia datang ke Jakarta," ucapnya.
Baca Juga: Doding Rachmadi Resmi Jabat Ketua DPRD Trenggalek
Emi mengimbuhkan, peluang Risma diusung PDIP masih terbuka meski Ahok mengklaim telah mendapat restu dari Megawati untuk berpasangan dengan kader PDIP, Djarot Saiful Hidayat. Namun, secara formal dukungan PDIP untuk Ahok belum diberikan. Menurut Emi, beberapa waktu lalu Risma juga intensif menjalin komunikasi dengan PDIP terkait dengan pencalonan ini.
Emi yakin PDIP akan mengutamakan kadernya sendiri daripada mendukung Ahok. Karena itu Gerak Indonesia akan mendorong PDIP agar memberi rekomendasi. "Kita langsung aja akan ketemu Bu Mega," tuturnya. (tic/mer/yah/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News