BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Wacana kenaikan harga cukai membuat resah para petani tembakau di Bojonegoro. Para petani khawatir isu kenaikan tersebut akan membuat jumlah permintaan tembakau menurun dan ujung-ujungnya merugikan petani.
"Kami ingin pemerintah lebih memperhatikan petani tembakau seperti kami," ujar salah satu petani di Kecamatan Kanor, Yadi (40), Senin (29/8).
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tanaman Tembakau Ratusan Petani di Bojonegoro Tergenang Air dan Mati
Kata Yadi, wacana naiknya harga rokok membuat petani sepertinya dirinya semakin terancam. Apalagi saat ini sulit untuk menanam tembakau karena cuaca tidak menentu.
Menanggapi keluhan petani, Wihadi Wiyanto anggota DPR RI berjanji akan berusaha menolak usulan kenaikan harga cukai rokok. "Memang saat ini pembahasan undang-undang tembakau sedang dilakukan. Kemudian mencuat wacana kenaikan harga pita cukai sehingga harga rokok menjadi Rp 50.000. Kami melihat industri tembakau dalam masa krisis," terangnya.
Apalagi melihat Bojonegoro sebagai penghasil tembakau, kata dia, saat ini tinggal seperempat saja. "Kenaikan pita cukai tidak akan mempengaruhi industrinya, namun tetap akan merugikan para petani tembakau. Bila daya beli tembakau turun karena permintaan turun, maka produksi pun juga menurun," lanjutnya.
Baca Juga: Cuaca tak Menentu, Petani Tembakau Bojonegoro di Bojonegoro Rugi Besar
Politisi asal partai Gerindra tersebut berjanji akan memberi masukan kepada pemerintah bahwa yang perlu dibantu adalah petani. Menurutnya, nasib para petani tembakau sejak dulu hingga kini tak ada perubahan berarti. Berbeda sekali dengan perusahaan rokok yang terus berkembang setiap waktu.
"Petani tembakau tidak bisa kaya, apalagi pekerja di perusahaan. Bila ada kenaikan cukai, maka dikhawatirkan akan ada pengurangan pekerja. Sedangkan industrinya tetap berjalan," ungkapnya.
Senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Anam Warsito, menurutnya, pemerintah perlu memikirkan imbasnya jika akan menaikan harga cukai. "Karena para petani tembakau juga akan terkena dampaknya," katanya. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News