SD Swasta Baitul Makmur Surabaya, Terus Bertahan dengan Murid Minim

SD Swasta Baitul Makmur Surabaya, Terus Bertahan dengan Murid Minim Satu kelas dihuni 8 siswa saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. foto: lukman hakim/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - SD Swasta (SDS) Baitul Makmur, di Jl Kemayoran Baru Buntu, Surabaya terus bertahan, meski dengan murid yang sangat minim.

Setiap tahun ajaran baru, SDS Baitul Makmur menerima murid baru di bawah 20 murid. Tahun ajaran ini, hanya menerima14 murid untuk kelas satu. Adapun kelas VI, saat ini dihuni 5 murid saja. Sehingga, SDS Baitul Makmur selalu digabung dengan SDN Kemayoran 1 saat Ujian Nasional.

Baca Juga: Gelar Graduation Ceremony, Kepala SD Khadijah Surabaya Ingatkan Siswa Tetap Istiqomah Salat Duha

“Total jumlah murid di SDS Baitul Makmur 73 siswa, dan 10 guru tetap yayasan. Penurunan jumlah murid SDS Baitul Makmur, mulai tahun 2001, setelah adanya pemberian dana BOS kepada sekolah baik negeri maupun swasta,” kata Bulan, satu pengajar, sekaligus ketua Yayasan Baitul Makmur.

Kata Bulan, kebanyakan saat ini wali murid lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri karena murahnya biaya dan mendapat dana BOS lebih banyak. Dalam hal ini, SDS Baitul Makmur juga kesulitan mendapatkan bantuan selain dana BOS. Sebab, tanah yang ditempati saat ini adalah milik PJKA. “Jadi tanah bangunan ini tidak bersertifikat,” keluh Bulan.

Penderitaan SDS Baitul Makmur semakin lengkap, dikarenakan murid yang mendapatkan dana BOS adalah yang mempunyai Kartu Keluarga Surabaya, sementara di SDS Baitul Makmur sebagian besar muridnya tidak mempunyai Kartu Keluarga Surabaya. Ini pula yang ‘membantu’ SDS Baitul Makmur mendapatkan murid.

Baca Juga: Khofifah Optimis Bisa Perluas Jangkauan Sekolah Khadijah di Berbagai Daerah

“Aturan Pemkot Surabaya mengharuskan murid memiliki Kartu Keluarga Surabaya agar bisa mendaftar ke SDN. Maka, yang tidak mempunyai KK Surabaya sekolah di swasta, salah satunya ke SDS Baitul Makmur,” tambah Bulan.

Minimnya siswa ini akhirnya berimbas kepada gaji guru yang hanya Rp 400 ribu, “Dengan uang segitu, memang sangat sulit hidup di Surabaya,” keluh dia lagi.

Harapan guru di SDS Baitul Makmur, adalah mendapatkan dana BOS yang lebih agar bisa menjadikan kinerja guru semakin meningkat, serta dimudahkan dalam mendapatkan bantuan pembangunan dan lain-lain.

Baca Juga: Ruki Kanwil Kemenkumham Jatim Sapa Ratusan Pelajar dari 2 Sekolah di Surabaya

Yayasan Baitul Makmur sendiri adalah yayasan milik masyarakat dan berdiri tahun 1969. Lembaga pendidikan awalnya berbentuk Madrasah Ibtidaiyah, dan baru tahun 2001 diubah menjadi SDS Baitul Makmur. (mega melati/unibang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO