Kampung Kue, Destinasi Kuliner Kue Basah Asli Suroboyo

Kampung Kue, Destinasi Kuliner Kue Basah Asli Suroboyo gapura pintu masuk kampung kue. foto: mega melati/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kampung kue menjadi sebutan Kampung Rungkur Lor II. Tak lain, karena nyaris anggota warganya mempunyai usaha pembuatan kue basah.

Motornya saat ini adalah Ibu Djalil. Dulunya dia adalah pembuat kue, tapi sekarang dia menjadi pengepul kue-kue buatan para tetangganya, dan dijual di Pasar Rungkut Baru.

Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh

Ditemui di rumahnya, Rabu (21/09/2016) siang, Ibu Djalil mengatakan, dia menerima titipan kue dari ibu-ibu. Di kampung ini ada 65 pembuat kue, dan semuanya berbagai rupa. “Awalnya, 20 pembuat kue, sekarang menjadi kurang lebih 65 pembuat kue. Penggagas Kampung Kue adalah Choirul Mahpuduah,” kata Djalil.

Irul, sapaan akrab Choirul Mahpuduah, mempunyai gagasan kampung kue karena melihat ibu-ibu di kampung ini usaha kue sejak turun-temurun, tetapi cuma begitu-begitu saja hasilnya. “Sejak 2009, Irul berusaha merintis Kampung Kue, dan mulai tahun 2010, Irul dan ibu-ibu kader di sini mempromosikan Kampung Kue,” papar Djalil.

Djalil sendiri, demi menjaga kelangsungan usaha teman-teman sekampungnya, menerapkan adminstrasi yang sangat rapi. “Saya menerapkan seperti system tabungan kepada ibu-ibu yang nitip kue ke saya. Setiap pemasukan dan pengeluaran, selalu saya catat. Semua ada catatannya. Buku untuk pesanan, nota pesanan, buku laku sama yang tidak laku, saya siapkan,” jelas Jalil.

Baca Juga: Coffee Toffee Taman Apsari Kembali Berkibar Kolaborasi dengan Holycow

Biasanya para ibu mengambil uangnya seminggu sekali, tetapi ada juga yang mengambilnya setiap hari.

Djalil mengambil keuntungan Rp 125 / item. Biasanya dalam sehari Jalil bisa menjualkan kue sebanyak 1.000 lebih, belum lagi yang pesanan.

Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar Nobar Semifinal Piala Asia, Pj Adhy Puji Perkembangan Timnas U-23

almon krispi, satu kue favorit andalan di kampung kue.

Hampir 95 persen, pembuat kue menitipkan kue mereka di Jalil. “Saya punya stand di pasar. Saya menjualkan kue-kue para ibu Kampung Kue. Karena saya ingin mendorong para ibu Kampung Kue yang dulunya tidak bisa memberikan uang jajan pada anak, sekarang sudah bisa beli rumah, beli sepeda motor sendiri,” papar Djalil.

Penghasilan pembuat kue di Kampung Kue bisa membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai ada yang bisa membeli rumah sendiri. “Kesejahteraan orang Kampung Kue terangkat dengan adanya Kampung Kue,” jelas Djalil.

Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...

Kampung Kue berada di Jalan Rungkut Lor Gang 2 RT 04/RW 05. Dulu awalnya sudah banyak para ibu yang membuat dan menjual kue basah di kampung ini, tetapi masih sendiri-sendiri. Tetapi, semenjak menjadi Kampung Kue yang diresmikan pada tahun 2010, para penjual kue di Kampung Kue sudah terkoordinasi.

Iis (35) berjualan kue sejak 9 tahun lalu. Baru masuk ke dalam kelompok Kampung Kue beberapa tahun terakhir. Iis biasanya menjual Pastri. Dan dititipkan ke Djalil untuk dijualkan di pasar. Omset tiap harinya Rp 375 ribu, yang setiap hari menitipkan kue sekitar 300 buah/hari. Tetapi jika ada pesanan, bisa membuat dan mendapatkan omset yang lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mulai dari 10 Ribu, Warung Omahe Dewe di Kediri Sediakan Masakan Khas Pedesaan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO