PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Dimas Kanjeng Taat Pribadi, pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Jenggelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, dikabarkan sangat sakti hingga banyak pengikut yang takluk kepadanya.
Demikian pula saat penangkapan dirinya terlibat pembunuhan dan penipuan oleh Polda Jatim beberapa waktu lalu. Usai penangkapan, beredar kabar Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang dikenal bisa menggandakan uang gaib itu saat ini masih melaksanakan Ibadah Haji di Mekkah.
Baca Juga: Kasus Penipuan Penggandaan Uang ala Dimas Kanjeng Kembali Terjadi, Pelaku Raup Rp 64 Juta
Apalagi, para santri atau para pengikut Dimas Kanjeng yang berada di padepokan itu mulai berdatangan dan mereka banyak yang meyakini jika Dimas Kanjeng adalah orang sakti yang bisa merubah tubuhnya menjadi banyak.
Maraknya isu jika Dimas Kanjeng bisa menjelma menjadi banyak ternyata sampai juga kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo. Isu itu menurut MUI tidaklah benar dan hanya sebuah lelucon yang konyol dan tak bertanggung jawab.
Sekertaris MUI, M. Yasin mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tak bertanggungjawab di luaran. Isu itu sengaja dihembuskan orang yang tak bertanggungjawab untuk membuat keresahan.
Baca Juga: Dimas Kanjeng Hanya Divonis 18 Tahun Penjara, Istri Korban Histeris, JPU Ajukan Banding
"Isu itu hanya sebuah ulah orang sengaja membuat situasi di Kabupaten Probolinggo tidak kondusif dan membuat warga resah. Sebaiknya abaikan saja isu-isu itu," tegas Yasin.
Menurut Yasin, tim gabungan dari pihak Kepolisian dan TNI tidak akan salah dalam melakukan penangkapan. Karena, penangkapan itu telah tersusun dengan baik.
"Masyarakat tidak perlu mendengarkan informasi itu. Itu hanya sebuah isu yang sengaja dihembuskan agar masyarakat tidak nyaman dengan penangkapan itu. Justru kita harus percaya dengan informasi polisi," terangnya.
Baca Juga: Anak Buah Dimas Kanjeng Simpan Upal Rp 31,1 M, Polisi juga Temukan Mata Uang dari Lima Negara
Yasin juga berharap masyarakat dan ormas yang lain juga ikut menjaga situasi di Kabupaten Probolinggo terus kondusif. "Polisi sudah membuka posko pengaduan, silakan kalau memang ada yang dirugikan atas kasus itu," imbuhnya.
Sementara itu, Polres Probolinggo membuka posko pengaduan, terkait kasus Dimas Kanjeng. Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara mengimbau kepada seluruh masyarakat yang merasa ditipu dan menjadi korban dengan modus penggandaan uang Padepokan Dimas Kanjeng, bisa mendatangi posko pengaduan.
"Posko itu berada di ruangan Satreskrim. Selama ini, infonya banyak yang tidak berani melapor. Setelah Dimas Kanjeng ditangkap, mungkin masyarakat sudah berubah pikiran. Posko ini terbuka dan siap menampung serta menindaklanjuti laporan terkait padepokan," katanya, Minggu (25/9).
Baca Juga: Tafsir An-Nahl 99-100: Shalawat Fulus Dimas Kanjeng
Polisi, masih terfokus pada kasus pembunuhan. Dimas Kanjeng diduga otak pembunuhan. Terkait dugaan penipuan dan penggandaan uang, polisi sejauh ini belum menemukan.
"Karena sejauh ini belum ada masyarakat atau korban yang melapor. Sejak posko dibuka empat hari lalu, belum ada yang melapor. Jadi saya minta korban padepokan melapor ke posko," imbuh Arman.
Arman juga sudah mendengar jika ada sejumlah santri yang hilang sejak pergi ke padepokan. Posko itu juga membuka pintu lebar-lebar bagi warga yang mau melapor karena kehilangan kerabat atau temannya.
Baca Juga: Terdakwa Pembunuh Santri Padepokan Dimas Kanjeng Tolak Dakwaan JPU
"Soal isu adanya kuburan massal di sana, kami masih akan menelusuri dan mengumpulkan data. Yang penting, posko di Mapolres siap melayani laporan korban padepokan, termasuk yang merasa kehilangan saudaranya," pungkasnya. (ndi/rus/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News