NU Dijadikan Komoditas Politik, Kader NU Saling Serang dalam Pilkada DKI, PBNU Tak Berkutik

NU Dijadikan Komoditas Politik, Kader NU Saling Serang dalam Pilkada DKI, PBNU Tak Berkutik Para cagub dan cawagub DKI Jakarta. foto: istimewa

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Nahdlatul Ulama (NU) benar-benar jadi komoditas politik dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Para kader NU yang beda partai dan pilihan politik saling klaim dan bahkan saling serang dengan mengatasnamakan NU.

Ironisnya, yang seharusnya jadi katup pengaman dan pengayom justru terlibat dalam pusaran politik pragmatis.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Adalah , ketua , yang jadi pemicu. Awalnya ia mengklaim sebagai ketua tim sukses Ahok-Djarot Saiful Hidayat, meski akhirnya ia terlempar karena partai pengusung Ahok tak menyetujui, termasuk Golkar, tempat Nusron bernaung. Padahal ia sempat menggelar ritual ala NU yakni istighatsah dan hataman al-Quran untuk memenangkan Ahok-Djarot.

Nusron mengatakan warga NU DKI Jakarta mendukung Ahok. Bahkan, menurut Nusron, warga NU yang ada di PKB pun mendukung Ahok, meski PKB mendukung calon lain (sebelumnya PKB mendukung Sandiaga Uno, kini mendukung Agus Harimurti-Sylviana Murni).

Nusron dengan tegas mengatakan, dalam memilih pemimpin, warga NU akan mempertimbangkan seseorang yang telah membuktikan bahwa dirinya membawa kemaslahatan bagi umat.

Baca Juga: Politikus PKS Suswono Dianggap Hina Nabi, Yenny Wahid: Rasulullah Bukan Pengangguran

“Warga Jakarta yang menerima KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan menikmati serta puas dengan program Ahok mayoritas itu warga NU. Kalau ada yang mengaku warga NU tolak Ahok ya paling sebagian kecil, mungkin pengurusnya saja,” ujar mantan Ketua umum PP GP Ansor ini dikutip jpnn.com.

Nusron melontarkan klaim itu menjawab klaim anggota Fraksi PKB di DPRD DK Abdul Azis yang menyatakan, warga NU di Jakarta sudah tidak mau lagi dipimpin oleh Ahok.

“Kami telah melakukan konsolidasi sejak dua bulan lalu dan telah melakukan tabayyun politik untuk menghadapi Pilkada DKI. Hasilnya adalah warga NU di DKI Jakarta tidak menginginkan Ahok menjadi Gubernur,” kata Azis melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (27/8).

Baca Juga: Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Rencanakan RPP Tata Ruang Wilayah Nasional

Saat itu PKB secara resmi mendeklarasikan dukungannya untuk Sandiaga Uno, Ia yakin warga NU sudah sepakat dengan keputusan PKB untuk mendukung Sandiaga. “Apabila ada kader NU yang bergabung dengan Ahok, saya yakin bukan warga NU Jakarta. Itu pasti NU naturalisasi saja dan tidak faham tentang NU di DKI,” ujar Ketua GP Ansor DKI Jakarta ini.

Abdul Aziz yang Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta itu bahkan secara terang-terangan menyerang Nusron. Menurut dia, para kiai dan ulama NU di ibukota tidak terlalu mengenal yang kini jadi kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) itu.

"Ahok itu kan cuma bisa-bisanya klaim Nusron aja dan Nusron juga tidak mengakar kok di Jakarta. Jadi soal Nusron mau bermanuver apapun tidak akan berpengaruh di keluarga besar NU," kata Aziz dikutip RMOLJakarta.com, Kamis (29/9).

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

Aziz mengatakan, secara aqidah (keyakinan) mustahil bila para kiai dan ulama NU mendukung Ahok.

Bukan hanya Aziz yang menyerang Nusron. Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar yang akrab dipanggil Cak Imin juga meremehkan Nusron. "Keluarga besar NU tahulah siapa Nusron itu. Tahu 'dalem'-nya," kata Cak Imin diplomatis.

Ia yakin dukungan penuh dari basis NU akan memenangkan pasangan Cagub Agus Yudhoyono-Sylviana Murni hanya satu putaran di Pilkada DKI Jakarta. "Basis Nadhlatul Ulama (NU) akan full support. Kami sudah susun pemetaan pemenangan. Agus-Sylvi pasti menang satu putaran," kata Cak Imin, di kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (28/9).

Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Perang terbuka antar kader NU dalam pilgub DKI Jakarta ini ternyata tak mendapat perhatian . Hingga kini tak melakukan langkah-langkah penyelesaian sehingga masalah ini terkesan liar. Nusron juga belum mendapat teguran, apalagi sanksi. Padahal kasus ini jelas tak pantas menimpa organisasi Islam sebesar NU.

Rais Aam KH Ma'ruf Amin juga hanya melontarkan komentar kepada media massa, bukan menyelesaikan kasus Nusron. Ia menegaskan belum ada sikap resmi soal dukungan terhadap pasangan cagub-wagub di . Hal ini diungkapkannya terkait pernyataan , bahwa warga NU di Jakarta lebih memilih Ahok dibandingkan bakal calon gubernur lain.

"Tidak benar kalau ada yang bilang mendukung salah satu calon. Jadi jangan asal mengklaim didukung nahdliyin," kata Maruf Amin, Jumat (23/9).

Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong

Mantan politisi PKNU dan PKB yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini mengakui memang ada beberapa calon kepala daerah yang meminta restu kepada . Namun demikian bukan berarti organisasi Islam terbesar di Indonesia itu otomatis memberi dukungan. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO