MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Ketika sedang melakukan kerja bhakti, warga Dusun Gapuro, Desa Mojojajar, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto menemukan pondasi kuno yang ditengarai merupakan pondasi zaman kerajaan Majapahit. Saat itu warga berencana membangun pos pelayanan tepapadu (Posyandu).
"Kami menggali Posyandu di tanah punden. Mendadak menemukan bangunan kuno itu, kami memutuskan menghentikan sementara pembangunan Posyandu itu," kata Kepala Dusun Gapuro, Handrik Budi Santoso, seperti dikutip dari HARIAN BANGSA, Jumat (30/9).
Baca Juga: Gubernur Khofifah Hadiri Puncak Mojo Batik Festival 2023, Ada Tari Kolosal hingga Fashion Show
Ketika itu, beberapa pekerja mulai menggali tanah untuk pondasi eseluas 15 x 15 meter dengan cangkul mereka. Tak sengaja membentur bata merah berukuran 30 x 7 cm dengan tebal 6 cm itu. Penggalian itu diteruskan dan mereka menemukan permukaan struktur bangunan kuno dengan kedalaman tak sampai 30 cm. Ketika digali lebih dalam, tumpukan bata merah itu semakin jelas. Areal struktur bangunan kuno itu berukuran 3 x 2 cm. Dia memperkirakan, bentuk bangunan kuno itu berasal dari zaman kerajaan Majapahit.
Dia dan warga juga masih menunggu keputusan dari Desa Mojojajar dan hasil penelitian Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Jika memang areal struktur bangunan kuno perlu dieskavasi, maka pembangunan pPsyandu akan digeser atau dipindah ke lahan lain.
"Kami sudah lapor ke Polsek Kemlagi dan kecamatan dan sudah disurvei. Pembangunan dihentikan sementara hingga ada keputusan," terang dia.
Baca Juga: Keniscayaan Deklarasi Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Selamat Tinggal Cebong dan Kampret
Seorang warga dusun, Sunari (59) menambahkan, lahan ditemukannya struktur bangunan kuno itu dulunya termasuk wingit, karena ada tujuh pohon Soko di sana. Selain itu, hingga era 1960 – 1970 , di situ ada gundukan tanah setinggi satu meter yang diberi pembatas dari bambu. Gundukan tanah itu adalah struktur bangunan kuno itu.
"Dulu dari sesepuh dusun sering mengadakan sedekah bumi di gundukan tanah itu. Tapi sejak 1980, sedekah bumi pindah ke mushola dusun. Sebagian besar pohon juga sudah ditebang," ujar dia.
Adanya penemuan struktur bangunan kuno tak terlalu mengejutkan. Karena berdasarkan cerita leluhur, di sekitar penemuan situs itu ada struktur bangunan lain yang tak berbentuk. "Kemungkinan dulunya tempat ini adalah struktur gapura kuno, sesuai nama dusun kami," tegas dia.
Baca Juga: Bupati hingga Kajari Ikut Bergoyang, Tari Bedoyo Putri Mojosakti Pecah Rekor Muri
Terkait penemuan ini, Kasubag Tata Usaha (TU) BPCB Trowulan, Wahyu Utomo mengaku baru mendengarnya. Untuk memastikan jenis struktur bangunan ini, dia akan berkoordinasi dengan peneliti untuk segera datang ke lokasi.
"Kami sesegera mungkin datang ke lokasi untuk meneliti struktur bangunan kuno apa itu," pungkasnya. (yep/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News