Anyaman Bambu Desa Gagang Sidoarjo Bertahan karena Rutin Ikut Pameran

Anyaman Bambu Desa Gagang Sidoarjo Bertahan karena Rutin Ikut Pameran Anyaman untuk hantaran pernikahan. foto: faratiti dewi/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – UKM Kerajinan anyam bambu di Desa Gagang Panjang Kecamatan Tanggulangin, milik Pangkat (51), kian moncer dikarenakan banyaknya pesanan untuk hantaran atau juga souvenir pernikahan.

“Saya menjadi pengrajin anyaman bambu sejak 1993, usaha ini saya jalankan bersama istri saya. Dulunya kami berdua memang terampil dalam membuat anyaman. Namun, keterampilan kami ini terus kami kembangkan dengan kursus ke Yogyakarta, agar motif yang kami buat berkembang,” ungkap dia.

Baca Juga: Pascadebat Pilkada Sidoarjo 2024, Subandi-Mimik Dihadiahi Batik

Desa Gagang Panjang, dengan jarak sekitar 5 km dari Intako Tanggulangin, ketika menjadi sentra anyaman, pesanan dan pemasaran masih seret. Hingga banyak yang gulung tikar. Ketika Pangkat terus bertahan, pesanan mulai mengalir.

Bahkan, dia memberi kursus menganyam kepada anak-anak dan warga sekitar, tanpa dipungut biaya.

Kenapa hanya anyaman Pangkat yang bertahan? Dikarenakan dia kerap mengikuti pameran di Sidoarjo, dan juga memasarkan anyamannya melalui internet. Pesanan pun mengalir dari beberapa kota wilayah Jawa Tengah, antara lain Yogyakarta, Solo. Juga Kota Surabaya, Sidoarjo, Malang, Madiun, Kediri, Nganjuk dll. “Dalam satu bulan omzet kami dapat berkisar Rp 15 – 25 juta, tergantung banyaknya pesanan,” aku dia.

Baca Juga: Waspadai Pinjol, Indah Kurnia Ajak Pelaku UMKM Bijak Atur Keuangan

Saat ini produksinya meliputi tempat minuman gelas, lampu, keranjang, tempat dimsum bahkan hantaran pengantin. “Motif yang kami buat juga bermacam-macam tergantung pemesanan. Hanya saat ini yang lebih ramai pemesanan tempat dimsum dan hantaran pengantin,” ungkap Pangkat.

Yang menarik dari anyaman Bapak Pangkat ini, ia menganyam dengan tangan, karena bagi beliau apabila menggunakan mesin kurang halus hasilnya. Tidak hanya itu, anyaman ini sudah bagus tanpa dicat. Bambu yang didapat, diambil dari Pacet atau Kediri, apabila pemesanan banyak.

“Dalam satu hari kami bisa menyelesaikan 2-10 anyaman tergantung kesulitan anyaman. Jadi, kalau ada pesanan harus pesan beberapa bulan sebelumnya tergantung berapa jumlah pemesanan” ungkap Pangkat

Baca Juga: Gelar Silaturahmi dan Bukber, BHS Ingin Sidoarjo Bisa Swasembada Pangan

Harga yang dibandrol cukup murah,mulai dari Rp 7 – 300 ribu, tergantung kesulitan anyaman.(faratiti dewi/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO