Ajak Masyarakat Gemar Membaca, FISIP Unirow Ciptakan Gerakan Seratus Pohon Baca

Ajak Masyarakat Gemar Membaca, FISIP Unirow Ciptakan Gerakan Seratus Pohon Baca Salah satu pohon baca yang ada di lingkungan kampus Unirow. foto: SUWANDI/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas PGRI Ronggolawe () Tuban menciptakan gerakan seratus pohon baca di lingkungan kampus setempat.

Ide ini dilatarbelakangi minimnya ruang membaca buku bagi masyarakat. Sehingga, diharapkan dari gerakan ini minat membaca masyarkat lebih meningkat.

Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024

Ketua Himaprodi Fisip Tuban, Satya Irawatiningrum kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (4/10) mengatakan, pohon baca ini dibuat karena keberadaan perpustakaan umum belum begitu banyak diminati nasyarakat. Terbukti, pengunjung Perpustakaan Daerah (Perpusda) selama 2015 tercatat hanya 38.202 orang. Rinciannya, pelajar 20.308 orang, mahasiswa 8.839 orang, wiraswasta 3.928 orang, pekerjaan lain 2.825 orang. Sedangkan, kalangan PNS 630 orang serta TNI-Polri justru paling minim minat bacanya yakni, sekitar 256 orang dalam satu tahun.

"Meski jumlah pengunjung menunjukkan peningkatan, dibanding tahun sebelumnya, tapi angka tersebut belum maksimal mengingat jumlah pendidik Kabupaten Tuban sekitar 1,2 juta," jelasnya.

Ia menambahkan, jumlah pengunjung pada 2014 sebanyak 37.916 orang. Sedangkan, pada 2013 sebanyak 37.906 pengunjung. Bila data tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk Tuban yang mencapai 1,2 juta jiwa, maka persentase minat baca di Tuban masih rendah.

Baca Juga: Melalui ICONEST, Unirow Tuban Terus Kuatkan Pendidikan, Sains, Teknologi, hingga Digitalisasi

Untuk itu, adanya pohon baca untuk mengajak masyarakat membaca. Satya pun berharap ke depan hal ini bisa dijadikan gerakan bersama. "Sehingga, secara kuantitas bisa mencapai seratus pohon baca di berbagai sudut desa atau kecamatan di Tuban," harapnya.

Menurutnya, membaca tak harus di ruang tertutup yang membuat masyarakat enggan mendekat. Namun membaca juga bisa di lakukan di mana saja, termasuk di bawah pohon. 

"Bangunan pohon baca yang kami buat tak melukai pohon. Justru, keberadaan pohon bisa yang selalu disimbolkan sebagai kehidupan akan menjadi filosofi tersendiri bagi kehadiran pohon baca. Kami hanya membuat rak yang berisikan buku di dekat pohon. Didekatkan pada pohon," jlentrehnya.

Baca Juga: Gelar Wisuda ke-22, Unirow Terus Tingkatkan Kualitas SDM Songsong Indonesia Emas

Dari pohon baca ini, Satya berharap masyarakat dan mahasiswa lebih gemar membaca buku. Sebab, berdasarkan data UNESCO, persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen. Ini berarti dari 10.000 orang hanya satu saja yang memiliki minat baca. Selain itu, anak Indonesia dinilai paling malas membaca buku. Salah satu indikatornya, Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah survei minat baca yang dilakukan The Programme for International Student Assessment (PISA).

"Untuk lokasi gerakan seratus pohon baca dimulai di dua pohon di lingkungan . Lokasinya berdekatan dengan ruang belajar mahasiswa. Sehingga, memudahkan mahasiswa untuk menambah referensi bacaan. Selain itu, di tempat terbuka dan rindang mahasiwa bisa lebih nyaman saat membaca buku," tutupnya. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO