SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Petani tembakau di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, saat ini mengalami rugi besar. Hal itu karena tembakau hasil panennya rusak akibat diguyur hujan. Padahal tembakau dari wilayah satu ini biasanya dibeli dengan harga cukup tinggi.
Petani setempat, Sulaiman, menuturkan biasanya tembakau dijual seharga Rp 30 ribu per kilogram (kg). Tapi setelah diguyur hanya seharga Rp 8 ribu per kg. Karenanya, dia mengaku musim panen tembakau kali ini rugi banyak.
Baca Juga: Koramil Manding Dukung Program PAT di Desa Manding Laok
“Dalam seminggu ini sering hujan. Itu menyebabkan kami rugi banyak,” katanya, Rabu (5/10).
Menurutnya, awalnya tembakau yang sudah dirajang kelihatan bagus. Tapi setelah diguyur hujan, warna tembakau itu berubah kehitam-hitaman, dan berbau apek. Dengan kondisi begitu, maka tembakau tersebut dibeli dengan harga murah oleh gudang.
Bahkan, katanya, masih ada tembakau yang belum dipanen di ladang. Setelah diguyur hujan, pohon tembakau roboh, dan daun tembakau menjadi layu. Melihat kondisi tembakau sudah rusak di pohon, dia meyakini bahwa tembakau tersebut akan dibeli oleh gudang di bawah Rp 8 ribu per kg.
Baca Juga: Bupati Sumenep Ajak Petani Kreatif untuk Tingkatkan Produktivitas
“Tapi saya tidak bisa memastikan berapa sebenarnya harga terbaru. Tapi terakhir saya jual sudah seharga Rp 8 ribu per kilo,” tutup Sulaiman.
Data dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, sampai sekarang masih ada sekitar 40 persen tembakau yang belum bisa dipanen. Bila dihitung dari target produksi sekitar 5.740 hektar di 18 kecamatan, maka masih ada sekitar 40 persen yang belum siap panen. (mat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News