Ruwat Desa Wadungasih, Gelar Ludruk

Ruwat Desa Wadungasih, Gelar Ludruk pagelaran ludruk di Desa Wadungasih, sebagai rangkaian dari ruwat desa. foto: rizky alvian/BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pemerintahan Desa Wadungasih menggelar ruwat desa, pada malam Satu Suro. Rangkaian acaranya ditutup dengan pagelaran ludruk semalam suntuk pada Minggu (02/10) malam.

Khoirul, Kepala Desa Wadungasih, mengatakan Pagelaran tersebut merupakan rangkaian agenda ruwat desa sekaligus doa bersama memperingati 1 Muharram.

Baca Juga: Pilih Ketua Umum, Dewan Kesenian Sidoarjo Bakal Gelar Musda 2022

Dalam kegiatan tersebut, hadir Kepala Kecamatan (camat) Buduran, Agus Maulidy serta beberapa stafnya yang didampingi oleh pegawai pemerintahan desa. Dan juga terlihat ratusan warga Desa Wadungasih yang antusias dalam menghadiri kegiatan ruwat desa tahun ini.

Dalam sambutannya, Khoirul mengatakan bahwa kegiatan ruwatan desa ini sengaja diadakan berbeda oleh pemerintahan desa dengan menghadirkan kesenian ludruk dikarenakan dirinya tidak mau warganya bosan dengan acara ruwatan desa yang menghadirkan kesenian wayang kulit.

“Kesenian ludruk merupakan kesenian khas Jawa Timur juga. Biar gak bosan dulu-dulu ya sudah wayang kulit. Jadi sekarang ganti ludrukan,” ujarnya.

Baca Juga: Tradisi Unik di Songgoriti, Tiga Pemuda Gelar Prosesi Tusuk Bumi

Sehingga pihaknya memiliki alasan dalam kegiatan ruwat desa tahun ini dirinya menghadirkan wayang kulit Gelora Budaya dari Mojokerto.

Menurut Khoirul, kegiatan ruwat desa ini juga bertujuan untuk hiburan masyarakat desanya. “Ludrukan ini saya persembahkan langsung ke warga saya, biar desanya ramai dan juga buat hiburan mereka. Kan jenuh sudah kerja terus gak ada hiburannya,” kata dia.

Sayang, kondisi lapangan yang banyak genangan air akibat hujan deras membuat warga harus susah payah untuk menuju ke area kegiatan tersebut.

Baca Juga: Wayang Kulit dan Arakan Tujuh Tumpeng Warnai Gelaran Ruwah Desa Sebani Sidoarjo

Di sisi lain, Miskiran, selaku warga setempat mengatakan bahwa kegiatan ruwat desa ini sudah menjadi tradisi dan baru tahun ini acaranya berbeda yang diawali dengan khotmil Qur’an pada pagi hari dan diakhiri gelaran kesenian ludruk. “Ramai acaranya, saya mendukung penuh program kerja pemerintah desa. Ini juga bisa buat hibura masyarakatnya,” papar dia.

Sebelumnya, digelar hataman alquran, mulai bada subuh hingga selesai pada Sabtu (01/10/2016). Dilanjutkan doa bersama yang digelar di lapangan desa, dipimpin Ustadz Jalisil Ulama, pemuka agama setempat.

Minggu pagi, digelar jalan sehat, dengan door prize sepeda motor supra. (rizkyalvian/UTM)

Baca Juga: Peduli Budaya, BHS Terima Penghargaan Prasasti Aksara Jawa​

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO