JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Si dukun cilik Ponari, kini nasibnya berubah tak setenar dulu. Tidak hanya minim pasien, masa depan bocah asal Dusun Kedungsari, Desa Balungsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur itu juga terancam suram.
Kini, Ponari tak lagi melanjutkan sekolahnya. Pasca lebaran lalu, Ponari enggan untuk mengikuti proses belajar-mengajar dan memilih berdiam diri di rumah. Tekanan psikologis disebut-sebut menjadi penyebab si dukun cilik itu tak mau masuk sekolah. "Memang sekarang sudah tidak mau sekolah. Alasannya malu," ungkap orang tua Ponari Mukarromah, (40) kepada wartawan, Jumat (7/10/).
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
Ibu dua anak ini lantas menceritakan secara detail kondisi yang dialami anak pertamanya itu. Pasca nama besar Ponari menghebohkan seantero Nusantara tahun 2009 lalu, Ponari lebih banyak melayani pasien ketimbang belajar. "Dulu orang berobat ke sini sangat banyak sehingga kadang tidak terkontrol," tambah sembari berdiri di samping anaknya itu.
Selanjutnya, saat menginjak kelas 6 sekolah dasar (SD), Ponari sudah mulai tak bergairah lagi untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Ejekan dari teman sejawat yang menyebutnya sebagai dukun cilik, memberikan tekanan psikologis terhadap Ponari. "Sebelumnya sekolah di SDN Balongsari, namun karena tidak mau sekolah, saya pindah ke SDN Piyak. Tapi baru masuk beberapa bulan, tidak mau sekolah lagi," tuturnya.
Hingga akhirnya, Mukarromah memutuskan agar Ponari mengkuti kejar Paket A. Beruntung tahun 2013 lalu bocah yang konon memiliki batu sakti yang mampu menyembuhkan penyakit apapun itu bersedia dan akhirnya mengantongi ijazah setingkat SD. "Kemudian tahun 2015 sekolah di MTs Balongsari. Tapi setelah ujian kenaikan kelas itu sudah tidak mau sekolah lagi," paparnya.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Alasan Ponari enggan melanjutkan pendidikan di MTs itu juga karena tekanan psikologis yang dialaminya. Menurut Mukarromah, Ponari merasa malu karena sering kali dicemooh rekan sekolahnya. "Dia itu sering kali diejek sama teman-temannya. Ponari ini mestinya sudah SMA, tapi sekarang masih kelas 2 MTs. Sepertinya dia malu, karena dasarnya memang pemalu anak ini," jelasnya.
Selama ini, lanjut Khosim (45) ayah Ponari, pihak sekolah sudah kerap datang ke rumah untuk membujuk anak pertamanya itu agar kembali ke sekolah. Namun, lagi-lagi Ponari tak bergeming. Ia tetap tak bersedia untuk kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar. "Setelah hari raya idul fitri itu, gurunya datang, tapi ya tetap tidak mau. Saya sendiri juga bingung," katanya.
Namun demikian, Khosim berkeinginan agar anaknya itu kembali melanjutkan pendidikannya. Meskipun dengan sistem kejar paket. Agar Ponari bisa menggapai cita-citanya sebagai prajurit TNI. "Rencananya memang saya ikutkan kejar Paket B, kemudian masuk SMA. Karena dari segi usia sudah memenuhi," jelas Khosim. (ony)
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News