Mahasiswa Ubaya Susun Organizer PMR

Mahasiswa Ubaya Susun Organizer PMR ? Indah menunjukkan Organizer PMR berbentukbuku (kanan) dan yang satu lagi rekam medis model lama yang biasa disimpan di rumah sakit, klinik kesehatan atau apotek. foto: nisa/BANGSAONLINE

SURABAYA (bangsaonline) - Mahasiswa S2 Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Indah Yuliawati SFarm MFarm-Klin Apt, menyusun Organizer PMR (Personal Medication Records) yang bisa dibawa pasien sendiri.

“Pengelola apotek di Ubaya Bu Lis Aditama bilang, kenapa data pasien tidak dibukukan saja dan dibawa pasien langsung. Sementara ini kan bentuknya kertas berisi data pasien, obat yang diberikan apa saja dan hasil pemeriksaan bagaimana, yang disimpan di apotik. Saya pikir, kenapa tidak? Dari sini, akhirnya juga saya jadikan tesis,” ujar Indah, kemarin (11/6).

Baca Juga: Beri Kuliah Umum di Ubaya, Gubernur Khofifah Berbagi Resep Menjaga Kebhinekaan

Indah menamakan buku kesehatan itu dengan Organizer PMR (Personal Medication Records). Isinya,informasi terkait riwayat medis dan terapi obat pasien, seperti dokter dan apotekernya siapa, riwayat inap, riwayat operasi, riwayat alergi, riwayat reaksi obat yang tidak dikehendaki, obat-obatan yang digunakan baik dari resep dokter maupun yang bukan, termasuk pemeriksaan hasil lab.

“Dengan buku Organizer PMR ini, pasien bisa berobat kemana saja dan tinggal menunjukkan bukunya. Dokter akan lebih mudah mengetahui riwayat kesehatan pasiennya. Selama ini kan tidak sedikit pasien tidak tahu obat apa yang diminumnya saat ditanyai dokter. Dengan buku ini, bisa dikurangi potensi kesalahan pemberian obat,” urai Indah.

Instrumen-instrumen kesehatan dalam buku Organizer PMR telah teruji validitas dan efektivitasnya. Indah telah melakukan penelitian terhadap 23 pasien. Rata-rata pasien merasa terbantu, dan dokter-apotekerpun juga menyambut baik. Pencatatan medis dalam buku organizer yang melibatkan pasien maupun tenaga kesehatan bisa lebih menjamin keselamatan pasien.

Baca Juga: Guru-Guru PAUD di Mojokerto Ikuti TOT Pra-Literasi

“Ketika organizer ini sempat ditunjukkan ke dokter oleh pasien yang dicatat medical recordnya, dokter tersebut merasa terbantu, sehingga dapat mengontrol efek samping penggunaan obat dan interaksi obat yang dikonsumsi patien,” tambah dosen pembimbing yang juga Apoteker Ubaya, Lisa Aditama SSi MFarm-Klin Apt.

Kedepan, oeganizer ini akan dipatenkan agar tidak dijiplak dan dipakai pihak lain. Juga, akan dikembangkan ke bentuk elektronik, sehingga ketika suatu saat pengobatan di Indonesia sudah terintegrasi, maka rekam medis pasien akan bisa dibuka secara online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO