JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Puisi ciptaan Fadli Zon yang mengungkap realitas Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat gempar masyarakat. Fadli Zon yang wakil ketua DPR RI itu menyebut bahwa dua tahun kepemimpinan Jokowi justeru banyak menumpuk hutang luar negeri dan daya beli rakyat lemah. Bahkan ia mengungkap bahwa di era Jokowi ini buruh Cina merajalela buruh kita tetap merana.
Karuan saja pendukung Jokowi tak terima. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi puisi Fadli Zon 'Dua Tahun Berjalan Sudah' yang mengkritisi 2 tahun pemerintahan Presiden Jokowi. Dikutip detik.com, dia mengatakan, Fadli Zon harus rajin turun ke pinggiran negeri agar bisa melihat kinerja Jokowi.
Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029
"Fadli Zon harus lebih rajin turun ke pinggir-pinggir negeri ini. Jalan-jalan baru dibangun, dermaga dan pelabuhan dibuka, bendungan dan waduk dalam proses konstruksi, akses terhadap jaminan sosial, kesehatan, pendidikan, terus diperbaiki, reformasi birokrasi terus digalakkan, dan program-program lainnya berjalan tanpa selebrasi berlebihan," kata Hendrawan.
Hendrawan menjelaskan, citra dari pemerintahan Jokowi muncul dari kinerja pemerintahan. Kepemimpinan Jokowi membangun optimisme dengan kepercayaan dan kesederhanaan, bukan melalui retorika.
"Citra muncul dari kinerja. Jokowi justru sepi retorika. Optimisme dibangun dengan kepercayaan dan kesederhanaan, tidak dengan untaian fantasi dan puisi," tegasnya.
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
Menurut Hendrawan, banyak hal yang telah dicapai pemerintahan Jokowi, namun tidak sedikit juga yang belum tercapai. Namun menurutnya, biarlah rakyat menilai secara objektif hal tersebut.
"Nawacita sudah dalam arah yang benar, meski target-target capaiannya masih belum seperti harapan kita, akibat berbagai faktor eksternal (seperti) pelambatan ekonomi global, harga-hargta komoditas ekspor yang belum membaik, dan lain sebagainya," ujar Hendrawan.
Hendrawan menganggap puisi Fadli Zon itu sebagai masukan untuk mengevaluasi kesuksesan kinerja Jokowi-JK.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"Kritik Fadli Zon tetap kita jadikan masukan penting. Agar tidak menyimpang, sukses pun butuh koreksi, butuh evaluasi," ucapnya.
Puisi berjudul 'Dua Tahun Berjalan Sudah' disampaikan Fadli Zon kepada wartawan, Sabtu (22/10). Lewat puisi ini, Waketum Gerindra tersebut mengulas kondisi 2 tahun pemerintahan yang dinilai belum banyak berhasil. Inilah pusi Fadli Zon yang menghebohkan itu.
DUA TAHUN BERJALAN SUDAH
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Agus Sunoto Imam Mahmudi
dua tahun berjalan sudah
hidup semakin susah
harga-harga melambung tinggi
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
lumpuh sudah daya beli
rakyat diwarisi gunungan utang luar negeri
dua tahun berjalan sudah
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
cari kerja semakin payah
pengangguran dimana-mana
buruh Cina merajalela
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
buruh kita tetap merana
petani rugi panen nestapa
nelayan tak bisa jual tangkapannya
Baca Juga: Respons Ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri soal Sejumlah Oknum Ngaku Kader dan Dukung Deny-Mudawamah
pedagang kali lima dikejar aparat pamong praja
dua tahun berjalan sudah
kemiskinan semakin parah
yang kaya tambah perkasa
yang melarat jatuh sekarat
tangan-tangan besi tirani
menggusur penduduk asli
dua tahun berjalan sudah
hukum menjelma alat kuasa
mengabdi tunduk pada Istana
pisaunya berdarah membelah ke bawah
ketidakadilan menjadi fenomena
dua tahun berjalan sudah
Indonesia semakin lemah
impor pangan terus melimpah
mulai beras, gula, jagung, daging, garam, hingga limbah
sementara
partai politik dibelah
di ujung timur diambang pecah
kemunafikan terus mewabah
dua tahun berjalan sudah
pencitraan yang kau buat memang hebat
luar biasa dahsyat
tapi lihat
negeri tetangga melaju pesat
kita serasa jalan di tempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News