Proyek di Balai Pemuda Rusak Gedung Dewan, Komisi C: Kita akan Panggil Rekanan dan DPU

Proyek di Balai Pemuda Rusak Gedung Dewan, Komisi C: Kita akan Panggil Rekanan dan DPU Lokasi proyek pembangunan gedung basement di Balai Pemuda.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pembangunan basement Balai Pemuda kembali menuai sorotan dari anggota DPRD Kota Surabaya. Kali ini terkait retaknya beberapa sisi gedung dewan.

Ketua Komisi C (pembangunan) DPRD Surabaya, Syaifuddin Zuhri mensinyalir, retaknya tembok dan lantai gedung legislatif di lantai satu akibat getaran alat kontruksi seperti proses pemancangan paku bumi.

Baca Juga: Urbaning for Center Studies Gelar Diskusi Bareng Anggota Dewan

Untuk itu, pada Rabu (26/10) komisinya akan memanggil rekanan pembangunan yang diketahui dikerjakan PT Cipta Karya Multi Teknik. Pihaknya juga berencana mengundang Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, konsultan serta ahli konstruksi. "Kita akan undang semuanya. Komisi C ingin tahu sebelum mengambil keputusan," ujar Syaifuddin Zuhri, Senin (24/10).

Menurutnya, dengan lokasi proyek yang berdekatan dengan bangunan bersejarah seperti Balai Pemuda dan Gedung DPRD Surabaya, rekanan tidak bisa sembarangan dalam mengerjakannya. Salah satunya, kontraktor harus tahu kontur tanah di lokasi proyek. "Keretakan yang terjadi bisa disebabkan banyak hal. Bisa jadi rekanan tidak tahu kontur tanah. Makanya kita akan minta penjelasan kajian teknisnya," tegasnya.

Apabila diketahui keretakan yang terjadi karena kelalaian kontraktor, politisi dari PDI-P ini mengancam akan meminta ganti rugi sesuai apraisal. Ia khawatir terjadi pergeseran konstruksi gedung dewan.

Baca Juga: PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah, Ning Ais: Prabowo Orang Paling Ikhlas untuk Rakyat Indonesia

Anggota Komisi C lainnya, Camelia Habibah mengaku telah meminta Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang untuk menghentikan sementara waktu proyek senilai Rp 19 miliar lebih ini.

Hal serupa dikatakan Anggota Komisi C Ahmad Suyanto. Politisi PKS ini mengaku sangat menyesalkan pengembang yang tidak memperhitungan risiko pemasangan paku bumi pada bangunan sekitar. ''Terbukti, gedung sebesar DPRD Surabaya yang berlantai tiga bisa retak-retak. Ini sangat berbahaya,'' ujarnya.

Pihaknya (DPRD) mengaku tidak pernah diajak membahas persoalan pembangunan gedung basement tersebut. Sehingga, menurutnya, segala risiko harus ditanggung pengembang. ''Ini tidak bisa sekadar ditambal, harus dipangku (Topang) pakai cor-coran lagi wong ini gedung lantai tiga,'' kata alumnus ITS tersebut. (lan/rev) 

Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO