PATUT menjadi muhasabah bersama. Selama ini hymne Muslimat NU jarang sekali terdengar di acara-acara resmi. Padahal hymne itu ruh organisasi, sedangkan mars adalah jasad.
“Sekarang kalau ada event Muslimat NU jangan hanya mars yang terdengar, tapi harus ada hymne. Ruhnya Muslimat NU ya di hymne itu,” kata Ketua I PP Muslimat NU, Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid, Selasa lalu.
Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT
Karena itu, dalam kongres ke-17 akan dibahas dan diputuskan untuk mewajibkan mars dan hymne di setiap kegiatan resmi Muslimat NU.
“Kami punya ide itu yang akan dikuatkan cabang dan wilayah sebagai keputusan kongres, bahwa di setiap event harus ada hymne,” kata Machfudhoh yang juga ketua Steering Committee (SC) di kongres ke-17.
Mengapa tidak cukup mars? “Mars itu semangat kerja cinta bangsa, tetapi ruh muslimat NU ya di hymne. Coba baca liriknya: wadah ibadah, pengabdian, perjuangan maupun keikhlasan ada di situ semua,” katanya.
Baca Juga: Khofifah Disambut Pekikan 'Lanjutkan' saat Berangkatkan Peserta Jalan Sehat Hari Santri di Madiun
“Kalau mars kontennya mendidik putra-putri untuk kepentingan bangsa, sedangkan hymne di dalamnya. Mars itu jasad dan hymne itu ruh,” tandasnya.
Jika tidak dimulai dan diperkuat dari sekarang, kata Machfudhoh, maka dalam 20 tahun ke depan hal-hal seperti ini bisa habis. (mnu/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News