GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tidak adanya kepastian untuk kelanjutan dan finishing proyek Stadion GJS (Gelora Joko Samudro) di Desa Segoromadu Kecamatan Kebomas, menuai kritik pedas banyak kalangan masyarakat.
Terlebih, para politisi yang pernah ikut andil dalam mewujudkan stadion yang konon akan dijadikan kebanggaan masyarakat Kabupaten Gresik ini. Mantan Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim misalnya, menganggap keberadaan GJS tidak sesuai dengan kesepakatan saat dirinya masih duduk di DPRD Gresik.
Baca Juga: Sekretaris PAC PDIP Kebomas Incar Stadion Gejos untuk Deklarasi Bumbung Kosong
"Dulu waktu saya jadi pimpinan DPRD kesepakatannya GJS dengan anggaran APBD Gresik jamak (2012, 2013, 2014 dan 2015) Rp 250 miliar rampung tahap awal dan bisa difungsikan untuk sepak bola. Namun, kenyataannya tidak," kata Nurhamim kepada BANGSAONLINE, Kamis (8/12).
"Saya waktu itu ikut teken. Jadi, saya juga ikut bertanggungjawab kepada rakyat kalau stadion sampai mangkrak," sambungnya.
Menurut Nurhamim, sebelum stadion dibangun, DPRD dan Pemkab Gresik waktu itu membuat kesepakatan, kalau dana Rp 250 miliar itu sudah bisa membangun stadion yang bisa digunakan pertandingan sepak bola. Sebab, dana sebesar itu bisa untuk mewujudkan pembangunan satu tribun dan sarana pendukung.
Baca Juga: Bupati Yani Pimpin Soft Opening Gejos Sport Center
Tahap awal, stadion dibuat standar nasional dengan kapasitas penonton antara 25 ribu-35 ribu. "Tapi kenyataannya hingga sekarang tidak bisa dimanfaatkan. Ini jelas ada kesalahan," tukasnya.
Karena itu, lanjut Nurhamim, proyek stadion tersebut perlu dilakukan evaluasi. "Sebab, kalau sampai mangkrak masyarakat Kabupaten Gresik bisa bergejolak dan menggugat," ungkapnya.
Sebab, rencana pembangunan stadion tersebut sejak awal tidak gampang. Banyak protes dan penolakan, khususnya dari kalangan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Baca Juga: Stadion Gelora Joko Samudro Gresik Direnovasi Standar FIFA
"Kami waktu itu ikut meredam gejolak mereka. Sehingga, mereka akhirnya bisa menerima keberadaan stadion. Tapi, kalau nanti benar stadion yang sudah menyedot APBD hingga kisaran Rp 300 miliar itu tak bisa digunakan, saya khawatir akan memicu kemarahan masyarakat," terang salah satu figur yang digadang maju pada Pilkada Gresik 2020 ini.
"Harapan kami waktu itu stadion ditingkatkan dari bertaraf nasional menjadi internasional dengan suplai ada bantuan APBN. Namun hingga sekarang belum tuntas jelas," pungkasnya.
Sementara Kepala DPU (Dinas Pekerjaan Umum) Pemkab Gresik, Ir. Bambang Isdianto menyatakan jika pembangunan Stadion GJS terus berlanjut. "Saat ini (2017) kami alokasikan anggaran untuk penyempurnaan kelengkapan stadion," katanya. (hud/rev)
Baca Juga: Polres Gresik Tetapkan 8 Tersangka Kasus Kericuhan Suporter Gresik United
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News