TUBAN, BANGSAONLINE.com - Menjelang panen, petani bawang merah di Tuban merasa khawatir harga akan anjlok.
Nur Arif (30), seorang petani bawang merah asal Dusun Baleono, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, mengatakan bahwa harga biasanya sudah mulai berubah 60 hari menjelang panen raya. Harga ini berubah lantaran dipermainkan oleh tengkulak. Apabila ini terjadi, petani terancam merugi.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
"Biasannya kalau sudah panen harga turun. Sekarang kabarnya Rp 15 ribu per kilogram," kata Nur Arif saat ditemui di lokasi ladang bawang merahnya.
Padahal, untuk penanaman dan perawatan bawang merah hingga panen di lahan sekitar 500 meter menelan biaya sekitar Rp 32 juta. "Rinciannya Rp 20 juta untuk pembelian bibit 4 kwintal yang didatangkan dari Kabupaten Nganjuk. Sedangkan Rp 12 juta untuk perawatan tanaman selama 2 bulan," terangnya.
Arif sendiri mengaku tanamannya sudah berumur 42 hari. "Tinggal 2 mingguan lagi, rencananya akan panen raya. Sedangkan, dalam penjualannya akan pasarkan langsung ke pasar tradisional. Sebab, jika dijual di tengkulak atau pemborong harganya lebih murah," ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
Sementara salah satu tengkulak sekaligus pemborong bawang merah, Mujito, mengatakan bahwa saat ini harga bawang merah masih terpantau stabil di kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per kilogramnya.
"Harganya masih standar mas, tapi pembeli melihat kualitas," ungkapnya. (ahm/wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News