JEMBER, BANGSAONLINE.com - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Indonesia Utuh (AIU) menggelar aksi unjuk rasa damai, Kamis (2/2). Uniknya, aksi demo itu dilakukan oleh tim sukses bupati Faidah sendiri. Aksi demo dipimpin oleh mantan kader Nasdem yang merupakan partai pengusung bupati Faida.
Aksi ini dilakukan lantaran mereka sangat kecewa dengan kinerja Bupati Jember Faida. Mereka menilai, semenjak dilantik menjadi bupati Jember satu tahun lalu, Bupati Faida hanya menyuarakan janji palsu.
Baca Juga: Civitas Academica Unej Gelar Deklarasi demi Selamatkan Demokrasi di Indonesia
Menurut korlap aksi Kustiono, aksi ini dilakukan lantaran masyarakat selama ini hanya disuguhi janji-janji palsu oleh Bupati. "Bagaimana tidak, sekarang guru ngaji dari 27 ribu yang ada hanya bisa cair insentifnya 6 ribu saja. Itu sudah pembohongan dan tidak menghargai guru ngaji," terang Kustiono, Kamis (02/02).
Kustiono menegaskan, sebagai mantan kader Nasdem, pihaknya tidak takut untuk terus membela guru ngaji yang merasa dilecehkan oleh kebijakan bupati. Meskipun pihaknya sadar akan ada intervensi maupun ancaman yang akan datang kepadanya.
"Saya tidak peduli, saya dulu pendukung, ternyata mengetahui bupati seperti ini, saya benar-benar kecawa dengan bupati," jelasnya.
Baca Juga: Ribuan Ojol Gruduk Kantor Pemkab Jember
"Ini sudah 1 tahun berjalan, apa yang dirasakan masyarakat? Tidak ada!," tegasnya.
Selain guru ngaji, Kustiono juga menyalahkan bupati terkait mutasi sekretaris dewan yang dilakukan oleh bupati. Menurutnya, bukan masalah personal Muhmmad Farouq yang ia permasalahkan. "Namun ini tentang pelanggaran yang dilakukan bupati, dan mengenai sikap bupati yang tidak menghargai legislatif," jelasnya.
Setelah melakukan orasi , akhirnya msasa ini ditemui oleh wakil bupati Muqit Arif. Muqit berjanji akan langsung melakukan komunikasi terkait apa yang menjadi tuntutan masyrakat.
Baca Juga: DPRD Jember Terima Tuntutan PMII soal Revisi Perda RTRW
"Karena ini adalah hak masyarakat untuk menyampaikan apresiasinya. Namun, janganlah masyarakat terkesan membelah antara Pemkab dan DPRD, karena dua lembaga itu adalah satu. Jadi sampai saat ini komunikasi kami baik-baik saja," tutupnya.
Setelah itu, massa melanjutkan aksi long march menuju gedung DPRD Jember untuk menyampaikan aspirasi mereka. (jbr1/yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News