SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kegiatan para srikandi dewan yang menggelar arisan bernilai jutaan menuai pandangan miring dari berbagai kalangan. Arisan untuk mengisi waktu luang ini dinilai mencerminkan perilaku yang eksklusif dari kalangan dewan.
Pakar Sosiologi Unair Surabaya Bagong Suyanto mengatakan, arisan itu merupakan simbol eksklusif dari para dewan. Padahal, dewan merupakan wakil rakyat dan mendapat kepercayaan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat bawah.
Baca Juga: Bang Udin, Pemuda Inspiratif Versi Forkom Jurnalis Nahdliyin
"Mestinya, sebagai anggota dewan lebih memperbanyak simbol populis, misal kegiatan yang mencerminkan kepedulian terhadap masyarakat," ujarnya, Jumat (3/2).
Dosen FISIP Unair ini mengaku prihatin. Sebab, arisan jutaan rupiah itu bisa mencederai psikologi masyarakat yang hidup di tengah himpitan ekonomi. Perekonomian warga sedang goyang akibat sembako terus merangkak naik.
"Saya tidak tahu, apakah lebih banyak kegiatan populis apa yang eksklusif, tapi bagi saya arisan jutaan itu ironis, anggota dewan itu kan representasi masyarakat," tegasnya.
Baca Juga: Reses Perdana, Ning Ais Serap Aspirasi Ratusan Masyarakat di Simokerto
Bagong menegaskan, kegiatan itu mencerminkan gaya hidup dewan yang bisa membuat jarak dengan masyarakat. Tak salah ketika masyarakat semakin hari minim kepercayaan terhadap politisi yang duduk enak di lembaga dewan perwakilan rakyat (DPR).
Hal yang sama diungkapkan Direktur Parlemen Watch Jatim, Umar Sholahudin. Ia sangat prihatin karena kegiatan seperti ini dilakukan oleh anggota dewan untuk mengisi waktu luang. Apalagi kegiatan dilakukan di dalam ruang komisi gedung DPRD Surabaya.
Kegiatan seperti itu menurutnya sebagai bentuk gaya hidup kemewahan di tengah naiknya harga kebutuhan pokok yang dialami oleh rakyat. "Kalau ikut arisan itu hak pribadi, tapi dari segi kepatutan sangat prihatin karena diketahui publik. Secara pribadi saya kecewa karena kegiatan seperti ini mestinya dihindari, harus berkaca lah pantas atau tidak," kata Umar.
Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal
Karena itu pihaknya meminta kepada perangkat dewan dalam hal ini Badan Kehormatan (BK) untuk melakukan langkah klarifikasi karena masuk sebagai pelanggaran. Artinya kegiatan ini akan menjadi citra buruk kinerja wakil rakyat yang digaji dan mendapat fasilitas dari dana APBD.
"Kan masih banyak kegiatan berguna untuk mengisi waktu luang sebagai anggota dewan. Ini akan menimbulkan sinisme oleh masyarakat mengingat dilakukan wakil rakyat," tambahnya.
Diketahui, arisan yang diikuti oleh srikandi dewan ini diikuti oleh 17 orang. Nominal yang dikeluarkan untuk satu orang Rp 1 juta. Jadi total setiap bulan sekali ada Rp 17 juta yang dikantongi oleh pemenang arisan.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Informasi di DPRD Surabaya menyebut, hasil uang arisan tersebut tidak sepenuhnya untuk keperluan pribadi. Beberapa menyatakan, sebagian disalurkan untuk kegiatan sosial mengingat para wakil rakyat tersebut masing-masing memiliki konstituen yang membutuhkan dana dalam berkegiatan. (lan/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News