Sekolah Rakyat Kweden Nganjuk Diajak Kerjasama Persadir Jatim

Sekolah Rakyat Kweden Nganjuk Diajak Kerjasama Persadir Jatim Persadir Jatim, Muhammad Arif, dan Ibu-ibu Desa Kweden, Nganjuk.

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Pemberdayaan masyarakat desa di Nganjuk melalui pendirian sekolah rakyat mulai membuahkan hasil. Salah satunya sekolah rakyat yang didirikan di desa Kweden, Ngetos, Nganjuk. Dua sekolah rakyat yang mengajarkan keterampilan pada warganya itu dilirik Persadir Jatim (Persatuan Perusahaan Bordir Jawa Timur). Persadir Jatim mengunjungi ibu-ibu Desa Kweden yang memiliki skill dalam membuat kerajinan tangan seperti tas sulam.

Menurut Trusti Dhiani Henarwati, beberapa warga Desa Kweden mampu menghasilkan tas sulam. Walaupun saat ini jumlah tas yang dihasilkan masih terbatas, Trusti yakin mereka dapat berkembang menjadi seorang wirausaha baru jika ada pendampingan secara berkala bagi masyarakat yang ingin berwirausaha, terutama di bidang bordir.

Baca Juga: Peringati HUT RI, Pemkab Nganjuk Gelar Pameran Pembangunan dan Produk Unggulan

“Kami ingin mempersiapkan SDM warga desa Kweden sesuai standarisasi dari kami (Persadir Jatim). Jadi kami akan adakan beberapa kelas-kelas, kemudian mendampingi sampai mereka siap produksi, terus kita ajarkan juga bagaimana cara pemasaran, hingga mereka benar-benar siap berwirausaha, baru bisa kami lepas,” kata Trusti.

Trusti menambahkan, warga juga diajarkan untuk membuat inovasi kerajinan tangan selain tas, seperti kerudung, hiasan kerudung, dan aksesoris bordir lainnya agar dapat menambah jenis dan nilai jual produk mereka.

Sementara Siti Nur Imamah, pencetus sekaligus pemilik Sekolah Rakyat Desa Kweden, merespon secara positif terkait kerjasama yang dijalin Sekolah Rakyat Desa Kweden dengan Persadir Jatim. Dirinya mengucapkan terima kasih kepada pihak Persadir Jatim atas upaya pendampingan di kelas kerajinan tangan di Sekolah Rakyat Desa Kweden.

Baca Juga: UMKM Nganjuk Undang Ganjar Pranowo, Ada Apa?

Imamah menambahkan, diperlukan adanya pendampingan dari awal hingga akhir proses untuk membentuk mental pengusaha, agar dapat mendorong masyarakat Nganjuk lebih mandiri secara ekonomi.

“Yang dilakukan pemerintah (untuk program pemberdayaan masyarakat desa - red) sampai saat ini masih sebatas tahap pelatihan skill saja. Padahal kan seharusnya harus dilakukan juga pendampingan usaha, cara packaging, sampai ke tujuan pemasarannya, agar masyarakat bisa tahu seluk-beluk kalau mau mendirikan suatu usaha dari pengembangan skill mereka,” kata ibu yang akrab disapa Ima.

Bersama A Budiono (anggota DPD/MPR RI), Bambang Subagyo (Camat Sawahan), dan Jaya, Ima mendirikan Sekolah Rakyat 2 sebagai wadah implementasi dari program pemberdayaan masyarakat Desa Kweden tersebut. Selain Sekolah Rakyat 2, didirikan pula Desa Wisata Dewi Keen.

Baca Juga: Serahkan Bantuan Modal Kepada 989 IKM, Bupati Novi: IKM Harus Berinovasi, Jangan Tunggu Bola

Ditambahkan Muhammad Arif selaku humas dari Desa Wisata Dewi Keen mengatakan, Desa Wisata Dewi Keen semula didirikan sebagai tempat pemasaran bagi produk-produk Sekolah Rakyat.

“Produk-produk yang dihasilkan oleh warga setelah dibina di Sekolah Rakyat nanti akan dipasarkan sebagai oleh-oleh dari Desa Wisata Dewi Keen ini. Kedepannya, Desa Wisata ini juga akan dibangun tempat produksi dari seluruh produk yang dihasilkan warga Kweden, jadi pengunjung dapat melihat secara langsung proses produksinya,” ujar Arif. (njk1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO