TUBAN, BANGSAONLINE.com - Setelah sukses menghemat pengeluaran negara sebesar USD 2 juta Dollar AS lewat inovasi dalam proses water injection di lapangan Sukowati, kini Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) kembali melakukan upaya meningkatkan pendapatan dengan mengejar target zero gas flare di fasilitas Central Processing Area (CPA) untuk produksi gas yang berasal dari Lapangan Mudi dan Sukowati, Blok Tuban.
Pada tahap awal ini, dari sisa gas flare di Lapangan Mudi dan Sukowati yang besarnya sekitar 3-4 MMscfd (juta kaki kubik per hari), sudah bisa dikurangi 0,8 MMscfd dari lapangan Mudi. Gas sebesar 0,8 MMscfd tersebut saat ini digunakan sebagai tambahan pasokan gas (feed gas) ke PT Gasuma selaku pembeli gas buang.
Baca Juga: Gantikan JOB P-PEJ, Pertamina EP Asset 4 Operatori Lapangan Migas Sukowati
Selain itu, saat ini JOB PPEJ sudah bisa memodifikasi dan memasang pipa penghubung (jumper line) di salah satu fasilitas pemrosesan gas. Yakni, dari separator PV-9700 (Mudi) ke gas scrubber PV-3700 dan sudah diturunkan tekanannya untuk disesuaikan dengan separator tanpa berdampak kepada suplai gas yang selama ini berlangsung di CPA Mudi.
General Manager JOB PPEJ, Akbarsyah kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (7/2) mengatakan, setelah yang 0,8 MMscfd bisa diserap oleh PT Gasuma, gas ikutan yang terproduksi (associated gas) dari lapangan mudi sudah tidak ada yang dibakar (flare) lagi. Selanjutnya, JOB PPEJ bekerjasama dengan PT Gasuma akan melakukan modifikasi dan inovasi lagi. Saat ini gas buang (flare) masih tersisa sekitar 2 MMscfd dan bisa menjadi zero sebagai bagian dari target pencapaian PROPER Hijau tahun 2017 ini.
“Tidak mudah untuk mencapai zero gas flare. Problem utamanya sisa gas buang yang kini ada punya tekanan sangat rendah, yakni sekitar 2 Psi. Gas buang yang ada itu adalah sisa gas yang dimanfaatkan JOB PPEJ berasal dari gas yang diproses melalui Sulphur Recovery Unit (SRU) guna mendapat gas kering bersih (dry gas) untuk bahan bakar generator pembangkit listrik internal,” ungkapnya.
Baca Juga: JOB PPEJ Fasilitasi Pelajar SMKN 5 Bojonegoro Praktek UKK
Ia menambahkan, guna mencapai zero gas flare dibutuhkan kompresor yang mampu memproses gas buang dengan tekanannya tinggal sekitar 2 Psi. Kemudian menaikkan tekanannya menjadi sekitar 65 Psi, agar bisa diserap oleh Gasuma. Secara teoritis hal itu bisa dilakukan dengan penyediaan kompresor yang tepat. Akan tetapi, berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap fasilitas SRU. Pasalnya, ada efek vakum atau hisap dari kompresor.
“Problem teknis inilah yang sekarang sedang kami diskusikan bersama dengan tim teknis dari Gasuma,” terangnya.
Akbarsyah menjelaskan, ada empat keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh JOB PPEJ jika program mencapai zero gas flare ini sukses dilakukan. Pertama, kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi CPA Mudi akan menjadi lebih baik lagi. Kedua, bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan gas sisa bertekanan rendah. Ketiga, tidak perlu mengeluarkan anggaran terlalu besar. Karena PT Gasuma bersedia menyediakan fasilitas tambahan yang diperlukan seperti kompresor yang dibutuhkan atas biaya mereka. Keempat, meningkatkan kontribusi JOB PPEJ dalam mendukung ketersediaan energi nasional melalui CNG yang dibutuhkan oleh industri di Jawa Timur yang belum terlayani jaringan gas.
Baca Juga: JOB P-PEJ Bantu SMK Migas Bojonegoro Gelar UKK
“Kegiatan ini merupakan bagian dari spirit yang ditanamkan oleh Manajemen Pertamina Hulu Energi (PHE) agar kami sebagai anak perusahaan terus meningkatkan kinerja melalui inovasi berkelanjutan atau Continuous Improvement Program,” pungkasnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News