GRESIK, BANGSAONLINE.com - Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatul Ulama (NU) Trate Putri Kabupaten Gresik mengajarkan anak didiknya cara menyalurkan hak suara, baik pada pesta demokrasi Pilkada (pemilihan kepala daerah), Pileg (pemilu legislatif) hingga Pilpres (pemilihan presiden), kemarin (10/3).
Sebanyak 250 siswi yang duduk di kelas IV, V, dan VI, mengikuti simulasi Pemilihan Kepala Madrasah/Sekolah baru.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Petrokimia Gresik Berbagi Inspirasi untuk Pelajar di Sekitar Perusahaan
Kegiatan tersebut digelar mirip dengan proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pileg maupun Pilpres. Mulai dari tahapan pencalonan, kampanye, pemilihan, penghitungan suara, pengawasan, dan lain sebagainya sesuai dengan tahapan dalam Pilkada yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Putri Sayyidatina Fatimah Az Zahro (11), siswi MINU Trate mengaku senang dengan adanya pendidikan tersebut. “Seneng banget. Karena sebelumnya hanya tahu dari orang-orang dan lihat di televisi. Kini bisa jadi tahu, dan malahan praktek langsung,” ujarnya.
Hal serupa dikatakan Intan Syifa Humaira (11) yang kini duduk di bangku kelas VI. Dia menyatakan, acara pemilihan ini cukup membantu dirinya dalam pengetahuan politik, yang selama ini belum begitu dipahami.
Baca Juga: Pastikan Awal MPLS Lancar, Wakil Bupati Gresik Sidak ke Sejumlah Sekolah
“Dengan acara ini, saya kini menjadi tahu bagaimana proses pemilihan. Jadi kalau nanti sudah dinyatakan sudah cukup umur dan mempunyai hak pilih, saya tidak akan bingung lagi saat berpartisipasi mengikuti Pilkada,” tuturnya.
Para siswi merasa mendapatkan ilmu sekaligus hiburan dalam agenda tersebut. Pasalnya, banyak cerita dan kejadian lucu yang sempat terjadi dalam pelaksanaan acara, yang membuat para siswi maupun guru tertawa terbahak-bahak.
Salah satunya, pada tahapan penyampaian visi dan misi dari calon yang ditunjuk, yang terlihat masih grogi dan malah sempat bingung saat berada di atas panggung.
Baca Juga: Syahrul Terkesan dengan Sistem Pembelajaran di SMP Milik Ainun Najib
“Sepertinya ada yang lupa dengan teks yang sudah dipelajarinya, jadi malah terlihat lucu. Tapi nggak apa-apa, selain dapat ilmu, kami juga dapat hiburan,” kata Sakha Ibnati Rania (12), yang kini juga duduk di kelas VI MINU Trate Putri.
Tak sekadar asal mempraktekkan, namun ada para siswi yang berperan sebagai unsur pengamanan saat berlangsungnya pemilihan dengan mengenakan seragam Kepolisian, TNI, maupun Hansip.
Kepala Sekolah MINU Trate Gresik, Purwanto menyatakan, kegiatan seperti itu sangat tepat dilakukan, mengingat saat ini sedang hangat-hangatnya Pilkada di beberapa daerah.
Baca Juga: PPDB Gresik 2024, Direktur YLBH FT Ingatkan Orang Tua Jangan Sampai Melanggar Hukum
"Kami mempunyai inisiatif untuk membuat acara ini. Dengan tujuan, pembelajaran politik bagi anak sejak usia dini. Namun formatnya bukan Pilkada, melainkan Pemilihan Kepala Sekolah yang dibuat mirip dengan Pilkada," katanya.
Kebetulan juga pada momentum kali ini, di lingkup Yayasan PP NU Trate juga sedang dilakukan proses Pemilihan Kepala Sekolah, baik di tingkatan MI, Madrasah Tsanawiyah (MTs), maupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).“Ini kami anggap tepat sasaran, karena selain proses belajar-mengajar secara konvensional juga ada yang namanya CTL (Contextual Teaching and Learning), yang menuntut pendekatan pembelajaran dengan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara langsung,” jelasnya.
Sementara Ketua Yayasan PP NU Trate Gresik, M.E. Elvi Wahyudi menyatakan, mendukung penuh langkah yang dilakukan salah satu unit pendidikan yang ada di bawahnya, untuk mengenalkan pendidikan politik sejak anak usia dini.
Baca Juga: Bangun Bersama Prestasi Siswa, SMAN 1 Cerme Gelar Maulid Nabi dan Parenting
“Kami sangat mendukung untuk praktek pesta demokrasi ini, yang memang ditujukan sejak usia dini. Ini sebuah terobosan baru di lingkup kami, dan kami akan terus mendukung penuh karena ada manfaat cukup besar di dalamnya,” katanya.
Diharapkan dengan adanya simulasi pencoblosan ini, lanjut Elvi Wahyudi, para siswa bisa belajar arti berdemokrasi, toleransi, menghargai setiap pilihan orang lain serta tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain.
"Saya rasa penting bagi anak didik kami untuk menghargai masing-masing pilihan orang. Ini yang sedang kami tanamkan kepada mereka dengan harapan, agar mereka bisa belajar dan memahami arti demokrasi yang sebenarnya. Sebab, sistem politik di negara kita kan menganut sistem demokrasi Pancasila," pungkasnya. (hud)
Baca Juga: Tarikan Buku Paket di SDN Indro Gresik, Ketua Komisi IV: Dispendik Harus Menganggarkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News