Soal Bom Molotov di Rumah Ketua PAN Gresik, Ini Tanggapan para Petinggi Partai

Soal Bom Molotov di Rumah Ketua PAN Gresik, Ini Tanggapan para Petinggi Partai Ketua PDIP Gresik Siti Muafiyah dan Ketua Golkar Gresik Ahmad Nurhamin.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Insiden bom molotov di kediaman Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Gresik, Khamsun, di Jalan Marabahan No.30 Komplek Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), mengagetkan banyak pihak. Tak terkecuali para petinggi partai di Gresik.

Mereka pun mulai was-was dan mengambil langkah antisipasi sehingga kejadian serupa tak terulang.

"Ya sah-sah saja para petinggi partai di Kabupaten Gresik melakukan antisipasi dini pasca insiden bon molotov di rumah Ketua FPD PAN Kabupaten Gresik," kata Ketua Golkar Kabupaten Gresik, Ahmad Nurhamim kepada BANGSAONLINE.com melalui aplikasi chatting WhatsAppnya, Rabu (22/3).

Nurhamim mengaku sangat prihatin dengan insiden yang menimpa koleganya tersebut. Ia meyakini bahwa kasus bom tersebut ada hubungannya dengan masalah politik. 

"Kalau benar terjadi karena ada unsur politis akibat kekritisan korban selama ini dalam menyikapi persoalan yang terjadi di Kabupaten Gresik, sangat disayangkan. Sebab, kondisi tersebut menunjukkan ketidak-dewasaan pelaku dalam menyikapi hidup berdemokrasi selama ini," cetusnya.

Nurhamim mengaku mengenal Khamsun sebagai sosok yang kerap melontarkan kritik terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Namun, menurutnya itu hal wajar, bahkan suat keharusan.

"Kalau kritik itu konstruktif (membangun) kan wajar. Mengapa harus merah telinga, mengapa harus terusik. Dihadapi aja dengan pikiran dewasa dan hati tenang. Bagi saya, kalau gak merasa salah kenapa harus takut dikritik," sambung politisi senior Golkar asal Kecamatan Kebomas ini.

Karena itu, Nurhamim mengimbau kepada semua masyarakat agar bersikap dewasa dalam menyikapi segala persoalan yang terjadi.

"Kalau saya ambil sisi positifnya saja untuk perbaikan dan evaluasi. Kalau sudah bisa memposisikan diri seperti itu, saya yakin tak ada kejadian-kejadian yang tak diinginkan seperti bom molotov di rumah Ketua DPD PAN Gresik," pungkasnya.

Nurhamin berharap agar kejadian serupa tidak kembali terulang. "Masak kota santri menuntaskan persoalan dengan molotov. Malu dengan predikat Gresik dengan sebutan kota santri," pungkas mantan Wakil Ketua DPRD Gresik ini.

Senada juga dikatakan Ketua DPC PDIP Kabupaten Gresik, Ir. Hj. Siti Muafiyah. "Sebagai petinggi partai di Gresik, saya sangat sedih dan menyesalkan terjadinya insiden tersebut," kata Muafiyah.

Karena itu, dia mengajak semua partai di Gresik melakukan proteksi agar kejadian serupa tak terjadi. "Proteksi ini bukan karena kita takut melontarkan kritik pasca insiden tersebut, tapi untuk antisipasi terhadap orang-orang yang berpola pokir dangkal dalam menghadapi persoalan," cetus mantan anggota DPRD Gresik ini.

"Semua masalah itu bisa diselesaikan dan diurai pada tempatnya. Toh pada dasarnya persoalan yang terjadi selama ini diminta oleh masyarakat dituntaskan.  PDI Perjuangan Gresik sendiri tidak pernah khawatir dan gentar akan diteror ketika lontarkan kritik. Karena ini sudah bukan jamannya," ungkapnya.

Bagi PDIP, tambah Muafiyah, bahwa kritik yang dilontarkan PDIP atau masyarakat selama ini untuk membangun dan membantu mencarikan solusinya, bukan membenci. "Nah, dari kritik yang ada itulah kita bisa berbenah, bisa memperbaiki kekurangan," terangnya. (hud/dur/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO