Oleh: M Mas’ud Adnan
Kiai Hasyim Muzadi paling sensitif jika ada kader NU kesulitan ekonomi. Suatu ketika seorang pengurus NU dipecat dari pekerjaannya di suatu majalah. Kiai Hasyim Muzadi langsung menyatakan akan membantu kebutuhan keuangannya tiap bulan.
Baca Juga: Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Saya iseng menanyakan kepada teman saya yang dipecat dari pekerjaannya itu. Apa benar Kiai Hasyim Muzadi membantu secara finansial.
”Iya memang transfer,” tuturnya.
Memang kadang telat atau tidak transfer uang, mungkin karena sibuk atau lagi banyak pengeluaran. Tapi jika bertemu ia selalu diberi uang. Saya beberapa kali menyaksikan ia diberi uang oleh Kiai Hasyim Muzadi.
Baca Juga: Ngaku Kiai Lasem, Nuduh Gus Dur Syiah, Ini Jawaban Penulis Ensiklopedi Gus Dur
Terakhir saya melihat ketika saya sowan ke Kiai Hasyim Muzadi di Pesantren Mahasiswa al-Hikam Malang. Saat itu banyak wali santri pesantren Al-Hikam sowan ke Kiai Hasyim Muzadi karena untuk mohon izin membawa pulang anak-anaknya yang sudah lulus. Para wali santri itu menyalami uang berisi amplop kepada Kiai Hasyim Muzadi. Ada yang Rp 100 ribu, ada yang Rp 200 ribu dan sebagainya. Amplop-amplop berisi uang itu oleh Kiai Hasyim Muzadi ditaruh di depannya yang duduk lesehan sehingga kami semua melihatnya. Ketika kami pamit mau pulang tiba-tiba Kiai Hasyim Muzadi menghitung uang itu. Lalu semua uang itu diberikan kepada teman saya yang biasa dikirimi uang tiap bulan itu.
”Ini uang halal,” katanya tersenyum sembari menyodorkan uang itu kepada teman saya.
Tampaknya sudah tak terhitung jumlahnya kader NU yang dibantu secara ekonomi. Bahkan 40 santri penghafal al-Qur’an yang mondok di Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat digratiskan. ”Semua biaya hidupnya saya tanggung,” kata Kiai Hasyim Muzadi kepada saya suatu ketika.
Baca Juga: Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
Kiai Hasyim Muzadi mengaku selalu ada saja jalan dan rezeki untuk biaya hidup para penghafal al-Quran itu. Karena itu meski kadang tak punya uang Kiai Hasyim Muzadi tak pernah resah. Padahal kebutuhan sehari-hari untuk biaya pesantren dan para santrinya sangat besar. Belum lagi biaya untuk pembangunan fisik seperti gedung dan asrama pesantren yang terus berjalan.
Pernah suatu ketika ia benar-benar kehabisan uang. Padahal besok hari harus membayar tukang yang mengerjakan bangunan di komplek Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat. Tiba-tiba kiai supranatural dan spiritualnya datang.
“Kiai saya itu tiba-tiba memberi uang,” katanya sembari tertawa. Kiai yang sangat dihormati itu memberi uang dalam jumlah cukup besar sehingga ongkos tukang itu terselesaikan.
Baca Juga: Haul ke-4, Empat Hikmah Tarbawi Abah Hasyim Muzadi
Kiai Hasyim Muzadi mengaku punya kiai yang selalu membimbingnya, terutama secara spiritual dan supranatural. Kiai inilah, menurut pengakuan Kiai Hasyim Muzadi, yang selalu memberi semangat dan mendorong berjuang untuk menyelamatkan NU yang kini dianggap sudah banyak terkontaminasi ideologi di luar Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
”Saya diminta untuk terus menyampaikan kepada kiai-kiai. Tapi saya bilang saya hanya bisa menyampaikan sesuai syariat. Saya tak mampu untuk meyakinkan sampai berhasil. Itu bukan wewenang saya. Jadi, apakah para kiai mau mendengar atau tidak bukan urusan saya. Yang penting saya sudah menyampaikan. Berarti tanggungjawab saya selesai dan saya tak berdosa,” katanya.
Sejatinya, Kiai Hasyim Muzadi mengaku sudah mau berhenti mengingatkan para kiai NU terkait kondisi NU. Alasannya, para kiai, menurut Kiai Hasyim Muzadi, sudah tak peduli terhadap kondisi NU yang makin jauh dari ajaran Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim). Tapi kiai spiritualnya itu terus mendorong agar terus berjuang menyelamatkan NU. ”Akhirnya, saya jalan lagi,” katanya.
Baca Juga: NU di Panggung Internasional, Khariri Makmun Ungkap Arah PBNU saat Dipimpin Kiai Hasyim Muzadi
Siapa kiai itu? Itulah yang hingga kini masih misterius. Kiai Hasyim Muzadi tak pernah menceritakan jati diri maupun nama kiai tersebut. Saya dan teman-teman hanya bisa menebak-benak, tapi tetap saja misteri. (m mas’ud adnan/bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News