JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Hingga kini pemerintah belum membangun kembali jembatan penyebrangan sungai Konto yang ambruk di Desa Gondangmanis Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Minggu (26/3/2017) lalu. Padahal jembatan penghubung antara Dusun Gondang dengan Dusun Gondang Legi itu sangat dibutuhkan karena termasuk akses utama warga sekitar.
Atas kebutuhan akses inilah warga memutuskan bergotong-royong membangun jembatan darurat secara swadaya. Warga memandang keberadaan jembatan sangat penting, terutama untuk para pelajar supaya tidak telat masuk sekolah karena harus memutar sejauh 5 kilometer pasca jembatan tersebut ambrol.
Baca Juga: Dugaan Cacat Hukum Pembangunan Jembatan di Desa Dukuhmojo Jombang Tuai Komentar Aktivis
“Hubungan dengan wilayah utara sungai jadi sulit. Lebih memilukan kalau ada warga meninggal dunia, warga utara sungai harus memutar sejuah sekitar 5 kilometer untu ke pemakaman yang berada di selatan sungai. Warga pun terpaksa menyewa ambulan dengan harga sewa sekitar Rp 400 ribu,” kata Kepala Desa Gondangmanis Suharno (54), Rabu (7/6/2017).
Ia menambahkan, meski pernah ada informasi rencana pembuatan jembatan semi permanen oleh pihak proyek perbaikan tanggul dari BBWS Brantas yang diperkirakan bisa dipakai sebelum lebaran, namun sampai saat ini belum terwujud. Untuk itu dengan memanfaatkan sisa-sisa jembatan yang bisa dipakai, warga mulai membuat jembatan darurat.
“Dengan cara mengumpulkan bongkotan pohon bambu dan sisa-sisa jembatan yang bisa dipakai, terutama rangka besi. Karena ini kebutuhan mendesak apalagi ini menjelang hari raya, kasihan warga kalau mau anjang sana harus putar jauh,” ujarnya.
Baca Juga: Praktisi Hukum Soroti Pembangunan Jembatan Dukuhmojo
Jembatan darurat dari bambu yang dibangun warga ini hanya memiliki lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 35 meter. “Tidak jadi masalah, yang penting sepeda (motor) bisa lewat meski harus gantian,” ungkap Munif (50) salah satu warga setempat. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News