BLITAR, BANGSAONLINE.com - Ribuan peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar kembali mengeluhkan anjloknya harga telur. Pasalnya selain harga telur kembali terpuruk di kisaran Rp 14.500 per kilogram, keadaan diperparah dengan naiknnya harga jagung.
Seperti yang diungkapkan salah satu peternak asal Suruwadang, Kademangan, Paduko (52). Menurutnya ia lebih suka memilih jagung lokal meski selisih harganya cukup banyak dibandingkan jagung impor yang disediakan pemerintah. Pasalnya, kata Paduko, jagung impor dari pemerintah yang didistribusikan Bulog keadaanya tidak sebagus jagung lokal.
Baca Juga: Terima Jagung dari NTB untuk Kesejahteraan Peternak, Bapanas Puji Kerja Sama Daerah Pemkab Blitar
"Jagung impor kondisinya sudah hitam-hitam, nanti kalau dikasih itu trus ayamnya malah pada sakit. Apalagi sekarang harga telur juga anjlok," tutur Paduko kepada wartawan, Selasa (13/06).
Paduko meminta agar pemerintah dalam mendistribusikan jagung disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan tidak ditimbun di daerah lain terlalu lama. Karena akan berakibat pada penurunan kualitas jagung.
Melihat kondisi tersebut, Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH ) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita turun ke Blitar untuk berkoordinasi dengan Satgas Pangan Kabupaten Blitar guna memstabilkan harga jagung sebagai pakan ternak.
Baca Juga: Komunitas Peternak Ayam Telur Tradisional Curhat Praktik Oligopoli dan Monopoli Perusahaan Besar
Menurutnya, harga jagung di tingkat peternak naik akibat diduga adanya penimbunan jagung yang dilakukan oleh broker pakan atau pihak lain yang mengambil keuntungan lebih.
"Untuk itu, masalah ini harus kita hadapi bersama karena ini masalah bersama. Karena imbasnya juga ke peternak, terlebih harga telur sekarang turun lagi," tutur I Ketut Diarmita saat melakukan koordinasi dengan peternak se Kabupaten Blitar.
Di tempat yang sama, Bulog Sub Divre Tulungagung, Krisna Murtiyanto menegaskan jika stok jagung impor untuk peternak ayam di Blitar, masih mencukupi. Menurutnya, sejak Januari telah disiapkan stok sebanyak 10.770 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9600 ton sudah didistribusikam ke peternak di Blitar, Kediri dan Tulungagung. Sementara sisa stok sebanyak 1.120 ton masih akan mendapatkan tambahan dari Jakarta sebanyak 5.000 ton.
Baca Juga: Warga Blitar Ciptakan Ramuan Tradisional untuk Sembuhkan PMK Hewan Ternak
"Dimungkinkan karena biaya distribusi naik, jadi harganya juga ikut naik, namun stok kita aman," papar Krisna Murtiyanto.
Sementara, bupati Blitar Rijanto yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, jumlah peternak di Kabupaten Blitar saat ini sebanyak 4322 peternak. Dengan jumlah tersebut, per hari bisa memproduksi 450 ton telur untuk mencukupi kebutuhan di berbagai daerah.
Untuk itu, pihaknya berupaya agar permasalahan yang dialami para peternak di Kabupaten Blitar bisa segera tuntas.
Baca Juga: Suspek PMK Terus Bertambah, Disnakan Blitar Jelaskan Penyebabnya
"Peternak menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Kabupaten Blitar, untuk itu kita juga harus sama-sama mencari solusi terkait permasalahan yang ada di dalamnya," ujar Rijanto. (blt1/tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News