Warga Blitar Ciptakan Ramuan Tradisional untuk Sembuhkan PMK Hewan Ternak

Warga Blitar Ciptakan Ramuan Tradisional untuk Sembuhkan PMK Hewan Ternak Heri saat memberikan ramuan tradisional buatannya kepada sapi peliharaannya.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Warga Kecamatan Talun, Kabupaten , membuat untuk menyembuhkan penyakit mulut dan kuku () pada hewan ternak.

Ramuan tradisional tersebut diciptakan peternak sapi bernama Heri (43).

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

Ramuan tradisional yang dibuat Heri berbahan dasar tanaman yang mudah didapatkan. Seperti air kelapa, kunyit, temulawak, jahe, temu ireng, bawang putih, daun sirih, gula merah, serai, garam krosok, entis, daun kelor, dan cairan probiotik.

Semua bahan-bahan itu dihancurkan dan dicampur, kemudian diminumkan ke hewan ternak.

Heri menjelaskan alasan dirinya berinisiatif membuat ramuan tersebut, karena tak sabar menunggu petugas kesehatan hewan guna memeriksa hewan ternaknya yang terjangkit .

Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Blitar Geruduk 2 Kejari, Desak Usut Aktor Kunci Kasus Rasuah

"Petugas kesehatan hewan kan antre datangnya. Kemudian saya punya inisiatif bikin ramuan sendiri. Saya kasih ke sapi saya, ternyata ada perubahan. Kemudian teman-teman sesama peternak saya kasih tahu," ujar Heri ditemui di kandang sapi miliknya, Kamis (24/6/2022).

Ramuan tradisional tersebut diberikan ke sapi yang sudah terjangkit dengan dosis 1 botol air mineral ukuran 1,5 liter per hari. Namun untuk menjaga kesehatan sapi yang belum terjangkit cukup diberikan 1 botol per tiga hari sekali.

"Ini diberikan kepada sapi yang terjangkit sehari sekali satu botol. Kalau yang belum terjangkit cukup tiga hari sekali," imbuhnya.

Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba

Ia mengklaim dengan meminum buatannya, sapi yang terjangkit akan sembuh hanya dalam waktu seminggu.

"Pengobatan sekitar seminggu, sapi sudah mau makan, gejalanya sudah hilang, luka mengering," kata Heri.

Heri mengaku, kendala yang dialami dalam membuat tersebut adalah ketersediaan air kelapa yang terkadang susah didapat.

Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan di Indonesia, Polres Pamekasan Tanam Bibit Jagung

"Kendalanya biasanya air kelapa karena susah didapat," pungkasnya. (ina/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Digiring Maling, Ratusan Bebek Milik Warga di Blitar Raib':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO