BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bojonegoro memprediksi kemarau yang terjadi pada tahun ini tidak sepanjang biasanya. Oleh karena itu, potensi kebakaran hutan di wilayahnya tidak menjadi ancaman yang berarti. Meski demikian, pihaknya tetap mewaspadai terjadinya kebakaran lahan hutan tersebut.
Administratur (Adm) KPH Bojonegoro, Daniel Budi Cahyono mengatakan tetap ada peluang terjadi kebakaran, meski hanya pohon kecil saja yang menjadi korban. Menurutnya, kebakaran yang terjadi selama ini hanya semak belukar dan pohon yang kering.
Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah
"Jadi kerugian secara lingkungan yang besar, tanah di bawah pohon menjadi rusak, pori-pori tanah tersumbat serta keragaman hayatinya juga berkurang," jelasnya, Selasa (20/6/17).
Kata dia, kebakaran yang terjadi di dalam hutan berasal dari manusia sendiri. Ada dua penyebab utama yang sering terjadi, yakni orang yang akan membuka lahan pertanian kemudian semak belukar secara sengaja dibakar.
"Kedua orang yang iseng, biasanya waktu lewat membuang puntung rokok. Untuk itu kami imbau masyarakat mulai sadar," tandasnya.
Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Masjid Darussalam Trucuk Bojonegoro, Khofifah Bahas soal Perdamaian Gaza
Sementara untuk mengantisipasi kebakaran hutan itu, anggotanya di lapangan akan terus melakukan patroli. Selain itu, pihaknya juga akan terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.
Ia menambahkan, sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kerugian material yang dialami KPH terus menurun. Itu karena kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melindungi hutan sudah mulai tumbuh. Selain itu juga faktor cuaca yang tidak terlalu panas, sehingga semak dan daun di bawah pohon tidak terlalu kering. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News