NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Serangan hama ulat loreng terhadap ratusan hektar lahan bawang merah hingga menyebabkan kerugian ratusan juta rupiah mengundang perhatian berbagai pihak, tak terkecuali kalangan dewan. Kalangan wakil rakyat meminta agar pemerintah segela mencarikan solusi, sehingga bawang merah sebagai ikon Kabupaten Nganjuk tak hilang, karena petaninya semakin terpuruk.
Pernyataan tersebut disampaikan anggota DPRD Nganjuk, Arbayana KP. “Saya menyesalkan dengan kejadian ini, kejadian ini seharusnya bisa diatasi bersama-sama lebih awal,” kata Arbayana, kepada Bangsaonline.com, Senin (10/07)
Baca Juga: Dorong Petani Sejahtera dengan Pupuk Organik Cair, Paslon Muhibbin-Aushaf Gelar 'Sambang Tani'
Menurutnya, serangan ulat loreng bisa diantisipasi karena serangan hama itu membutuhkan proses. "Kurang lebih satu bulanan prosesnya, setelah telur dari hama klaper menetas. Saya sendiri juga belum tahu pasti jenis kumbangnya, tapi ulatnya warna hijau dan loreng," ujarnya.
Terkait hal ini, ia meminta agar Dinas Pertanian (Disperta) Nganjuk dan penjual obat hama lebih aktif, agar kerugian petani tidak sampai membesar.
“Saya berharap ada solusi dari pemerintah, termasuk user penjual obat hama yang sering mendampingi petani dalam pembasmian hama,” tegas Arbayana.
Baca Juga: Kawal Putusan MK, Gabungan Aliansi Mahasiswa Ngajuk Berdemo di DPRD Desak Empat Tuntutan
"Ini setidaknya bisa menjadi perhatian serius pemerintah, jangan hanya mengharapkan persedian bawang merah melimpah, tapi harus diperhatikan dampaknya seperti saat ini. Terkait mutu dan kwalitas bawang merah saya tidak ragu, tapi terkait hama sering mengalami masalah," ungkapnya. (bam/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News