MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Peremajaan pasar tradisional tampaknya masih akan menjadi agenda pembangunan Pemkot Mojokerto hingga beberapa tahun mendatang. Setelah pasar Surodinawan, pasar Kranggan dan pasar Kliwon, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kini memasukkan Pasar Prapanca dalam daftar rehabilitasi pasar tahun 2018 mendatang.
Pusat jual beli tradisi yang lebih dikenal sebagai pasar Cakar Ayam atau pasar loak di Lingkungan Cakar Ayam, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajuritkulon itu diproyeksikan dapat menampung sedikitnya 351 pedagang. Mereka akan dipilah menempati sejumlah loss yang bakal dibangun awal tahun depan.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Kebaikan di Pasar Kedung Maling
Berdasar hasil pemetaan yang digalang pihak Disperindag setempat, para pedagang akan dikelompokkan dalam sejumlah sektor mulai dari sektor ayam, loak dan sembako.
"Konsepnya masih sama yakni pasar tradisional. Namun kami akan mengadakan pengelompokan pedagang berdasar segmen yang ada seperti ayam, loak dan sembako," kata Kadisperindag Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo, (12/9) kemarin.
Menurut mantan Kadishub ini, pasar seluas 5.700 meter ini akan dibagi dalam beberapa klafisikasi. Yakni 331 lapak pedagang loak dan ayam, sementara 20 sisanya akan dibangunkan bagi pedagang sembako. "Jumlahnya sekitar 351 pedagang. Ini sesuai hasil pendataan yang kami gelar," imbuhnya.
Baca Juga: Blusukan ke 2 Pasar di Mojokerto, Gubernur Khofifah Pastikan Stok Bahan Pokok Aman hingga Lebaran
Ia menuturkan sumber dana proyek ini berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018. Proyeknya senilai Rp 2,5 miliar.
Sementara itu Wali J=Kota Mojokerto Masud Yunus berharap rehabilitasi pasar ini dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Kota Mojokerto. "Melalui rehabilitasi pasar ini kami berharap masyarakat menikmati hasil pembangunan secara adil, merata dan seimbang," kata Wali Kota.
Pemkot Mojokerto, katanya, akan berjuang melalui asas keadilan. Untuk mewujudkan itu yaitu dengan memberdayakan pasar tradisional sebagai pasar rakyat. "Oleh karena itu pasar harus dikelola secara baik. Meskipun pasar tradisional, tapi manajemennya harus profesional," tuturnya.
Baca Juga: Gelaran Wayang Kulit Iringi Prosesi Pergantian Nama Pasar Lespadangan Menjadi Pasar Rakyat Bagusan
Kepala daerah yang pernah menjadi pedagang di pasar Kliwon selama 24 tahun ini berpesan agar para pedagang dapat menjaga lingkungan dan menciptakan rasa nyaman pada pembeli. Wali Kota mewanti-wanti para pedagang agar diupayakan bagaimana membuat nyaman orang yang berbelanja. Sehingga pasar tradisional tidak kalah dengan pasar modern.
"Harganya harus terjangkau. Bagaimana orang masuk pasar tidak terlihat kumuh dan kotor. Kalau itu bisa diwujudkan maka pasar ini akan ramai. Kalau pasar ramai maka kesejahteraan pedagang akan meningkat," pungkasnya. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News