BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Madura memiliki landasan hidup tentang “A Bental Ombek Asapok Angen” yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Pulau Madura, yang mayoritas bekerja sebagai nelayan. Landasan hidup ini terdapat dalam lagu Tandhu’ Majheng.
Yaitu A Bental Ombak Asapok Angen yang memiliki arti berbantal ombak berselimut angin. Sedangkan makna sesungguhnya adalah masyarakat Madura, tidak mudah menyerah untuk mendapatkan impian yang didambakan. Walau diterjang ombak dan dihempas angin kencang, tak menyurutkan perjalanan. Mereka tak pernah gentar sedikit pun untuk terus melaju.
Baca Juga: Lagi, Kapal Trawl Ditemukan Mencari Ikan di Perairan Bangkalan
A Bental Ombak Asapok Angen merupakan istilah yang digunakan para nelayan. Laut diartikan sebagai rumah, dan bantalnya diumpamakan ombak serta selimutnya diumpamakan anginnya.
Ini bentuk falsafah keteguhan jiwa untuk mencapai impian, tanpa harus mundur sedikit pun. Istilah ini juga terkandung dalam sebuah lirik lagu khas Madura, Tandhu’ Majeng yang juga menceritakan tentang keteguhan atau kerja keras masyarakat Madura meskipun hanya berprofesi sebagai nelayan. Lirik lagu Tandhu’ Majeng :
Ngapote, wa’ lajjere e tangale
Baca Juga: Mengenal Bagan Apung, Alat Tangkap Ikan yang Ramah Lingkungan
Reng majeng tantona la padhe mole
Mon tengghu dheri abit pajelenna
Mase’ bennya’ ongghu le ollenah
Baca Juga: Larangan Penggunaan Jaring Cantrang segera Diberlakukan
O, mon ajeling odhi’na oreng majengan
A bental ombek asapok angen salanjengga
Lautan diubah sebagai rumah mereka sehari-hari, laut juga menjadi sahabat sejati dan membentuk menjadi sosok pemberani. Keberanian mengarungi lautan luas merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang sejak dahulu kala.
Kehidupan sebagai nelayan sangat keras karena harus menghadapi bahaya di laut (atemmoh bhabhaja), mempertaruhkan nyawa (abendheh nyabeh), hidup berbantal ombak dan berselimut angin hanya untuk menghidupi keluarga.
Lagu ini juga merupakan kiasan yang bermakna perjuangan masyarakat Madura yang mayoritas nelayan, terus berjuang menangkap ikan untuk menghidupi keluarga. “Nelayan merupakan profesi masyarakat Madura dari dulu, maka dari itu istilah dari a bental omba’ asapok angen menjadi istilah untuk nelayan Madura,” jelas Zainal (35), satu nelayan, di Desa Lajing, Arosbaya, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News