Harga Beras Melonjak, Warga Berharap Pemerintah Gelar OP

Harga Beras Melonjak, Warga Berharap Pemerintah Gelar OP

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Melonjaknya harga beras di Mojokerto sejak tiga hari terakhir mulai memicu keluhan warga. Warga berharap pemerintah menggelar Operasi Pasar (OP) untuk menekan melambungnya harga komoditas ini.

Harga beras yang paling terasa mengalami kenaikan adalah beras jenis IR 64 atau kelas medium. Rata-rata para pedagang menjual Rp 9 ribu hingga Rp 9.300 per kilogram. Demikian dengan, beras kualitas premium. Harga varietas bramu jenis bengawan dijual Rp 9.700 sampai Rp 10.300 per kilogram. Dieceran harga ini sudah mencapai Rp 11.300 per kg.

Baca Juga: TPID Kabupaten Mojokerto Antisipasi Inflasi Saat Ramadhan

"Saya tadi sore beli Bramu eceran sudah Rp 11.300 per kg. Kalau IR 64 Rp 9.300," keluh Nina seorang ibu rumah tangga asal Balongbendo.

Diduga, kenaikan harga jual kebutuhan pangan ini karena dipengaruhi oleh anomali cuaca dan minimnya masa panen di tingkat petani. Termasuk ancaman hama yang merusak padi dan mengurangi volume panen padi di beberapa daerah penyuplai beras.

”Kenaikan harga terpantau di empat pasar tradisional Kab Mojokerto,” ujar Kepala Disperindag Kab Mojokerto, Bambang Purwanto, Kamis (26/10).

Baca Juga: Pengendalian Inflasi, Bupati Mojokerto Ikfina Launching Wulandari

Sebelumnya, rata-rata harga penjualan beras jenis medium di pasar tradisional masih terpantau di kisaran Rp8 ribu sampai Rp9 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kualitas super di kisaran Rp10 ribu hingga Rp11 ribu.

Kata Bambang, harga beras terpantau di Pasar Kedungmaling Kec Sooko, Pasar Legi, Kec Mojosari, Gempolkrep Kec Gedeg dan Pohjejer, Kec Gondang.

”Minggu kemarin, untuk jenis medium rata-rata dijual Rp9.150. Sementara, kualitas baik dijual Rp rata-rata 10.275 per kilogram,” tambah Bambang.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Daerah, Disperindag Kabupaten Mojokerto Gencar Operasi Pasar

Tingginya harga kebutuhan pangan lain juga terasa pada daging ayam. Khususnya jenis ayam kampung. Bambang menyebutkan, saat ini, harga daging ayam non-broiler dijual Rp50 ribu sampai Rp55 ribu per kg. Harga jual tertinggi itu ada di Pasar Kedungmaling dan Pasar Pohjejer. Dengan demikian, harga daging ayam kampung itu dapat dibilang sudah menembus separo dari harga daging sapi, yakni Rp99 ribu sampai Rp100 ribu per kg.

”Harga daging ayam broiler rata-rata pedagang masih menjual di atas Rp27 ribu hingga Rp28 ribu,” tambahnya.

Atas kondisi ini, disperindag, kata Bambang, akan terus melakukan pemantauan harga. Termasuk menelusuri penyebab masih mahalnya harga jual beras dan daging ayam kampung di pasaran.

Baca Juga: Wabup Gus Barra Bersama Ribuan Warga Meriahkan Festival Januari Fair Jelang Peringatan 1 Abad NU

”Rutin kita pantau untuk stabilisasi. Semoga saja dalam waktu dekat harganya kembali normal,” pungkasnya. (yep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO