Menanti Peran Mulia dari 'Para Nabi' dalam Mendukung Industri Hulu Migas

Menanti Peran Mulia dari Ali Masyhar, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa.

YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi () Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Ali Masyhar mengharapkan, para pemimpin media berperan dalam membantu meningkatkan usaha industri hulu Migas di Indonesia.

Ali Masyhar berpandangan, peran pemimpin media layaknya seperti peran para nabi yang membawa kabar baik bagi umatnya. Tugasnya para nabi itu menjelaskan dengan seobyektif mungkin kabar atau informasi bagi umatnya.

Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati

Maka demikian pula tugas mulia para pemimpin media. Ketika ada informasi yang kurang baik mengenai sesuatu, maka dia lakukan tabayyun, sebagaimana pesan dari ayat 6 surat Al-Hujurat, lakukan verifikasi, diteliti dulu informasi itu sebelum disampaikan kepada masyarakat.

Tugas mulia para pemimpin media sangat berpengaruh dalam industri hulu Migas. Media bisa menyebarkan informasi yang seobyektif mungkin kepada para stakeholder. Baik kepada Pemerintah Daerah (Pemda), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), ataupun kepada  masyarakat secara langsung.

"Tugas para pemimpin media sangat mulia, untuk seobyektif mungkin menyebarkan informasi mengenai industri Hulu Migas kepada stakholder," ungkap Ali Masyhar pada Lokakarya Media yang digelar Jabanusa, di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Rabu (08/11/2017). Ikut memberi materi pada lokakarya kali ini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tentang sukses story pembangunan di Banyuwangi.

Baca Juga: Indonesia Exploration Forum 2024: Dukung Eksplorasi Migas Masif untuk Ketahanan Energi

Menurut Ali Masyhar, komunikasi antara pelaku industri Migas dan masyarakat, mutlak dijalin dengan baik. Di sinilah peran pemimpin media yang diharapkan bisa menjadi jembatan penghubung komunikasi dengan Stakeholder.

"Kalau tidak membangun komunikasi yang baik, bagaimana mungkin pengelolaan industri Hulu Migas bisa berjalan dengan baik?" terang Ali. Menyadari begitu pentingnya peran media inilah, maka mengagendakan secara rutin untuk mengadakan Lokakarya Migas dengan pemimpin media.

Sebagaimana diketahui, produksi minyak dari Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) terhadap kebutuhan nasional cukup besar. Wilayah Jabanusa mampu memproduksi dan menyumbang sebanyak 30 persen dari kebutuhan minyak nasional.

Baca Juga: Rancang FEED Proyek Geng North, SKK Migas Gandeng ITS dan ITB

Kepala Perwakilan Jabanusa, Ali Masyhar megatakan, jumlah produksi minyak dari Jabanusa sebanyak 25-30 persen dari produksi minyak nasional. "Ini kerja keras dan keberhasilan bersama antara dan KKKS Jabanusa," urai Ali Masyhar.

Sementara itu produksi minyak nasional di Indonesia sebanyak 800 ribu barel per hari. Di Jabanusa, produksi minyak lebih banyak dihasilkan di zona Jatim. Seperti di lapangan Banyu Urip Bojonegoro dengan produksi 200 ribu - 280 ribu barel, lapangan Poleng dan Sukowati menghasilkan 10 ribu-15 ribu barel.

Di samping itu, juga sudah ditemukan lapangan Keris Tuban yang bisa memproduksi 100 ribu barel. "Kami berharap bisa menemukan lapangan baru. Seperti Banyu Urip itu merupakan anugerah," ucap Ali Masyhar. Konsumsi minyak di Indonesia, lanjut Ali Masyhar, kini sebanyak 1,6 juta barel.

Baca Juga: Pemkab Pamekasan dan Petronas North Ketapang Sosialisasikan Rencana Survei Migas

Konsumsi sebanyak itu tak mampu dipenuhi produksi Indonesia, sehingga sisanya impor negara luar negeri. Kedepannya, Ali menyebut Jabanusa menjadi andalan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Sehingga diperlukan kerja keras dan tidak mudah menyerah. Tantangan ke depan makin besar.

Khusus produksi gas, sumbangan Jabanusa untuk nasional masih 9-10 persen, yakni 600 - 700 mmcsfd. Gas itu bisa dihasikan dari wikayah Kangean Sumenep, Santos, dan Sampang. Di Sampang yang dikelola HCML bisa memproruksi 100 mmcafd per hari. "Ada temuan baru dari  sumur di Bojonegoro yang bisa produksi gas sebanyak 160 mmcsfd per hari," papar Ali Masyhar.

Meski produki di wilayah Jabanusa sudah mencapai 30 persen dari total produksi nasional, menurut Ali, tantangan kegiatan operasi hulu migas di wilayah ini yang tidak mudah. Misalnya, rencana pengeboran pengembangan Lapindo Brantas yang belum berjalan karena kondisi nonteknis membangun sinergitas semua pemangku kepentingan.

Baca Juga: SKK Migas Apresiasi Peran Media terhadap Industri Hulu Migas

Padahal, menurutnya, sosialisasi kondisi industri hulu migas dengan pemangku kepentingan penting agar meningkatkan pemahaman. Sementara, lapangan yang berproduksi di Indonesia, sebagian besar lapangan tua yang secara alamiah menurun produksinya. 

Lalu, tingginya tingkat risiko eksplorasi dari segi biaya, ketidakpastian, dan lamanyawaktu juga menyebabkan kegiatan ini belum terlihat ada peningkatan yang signifikan. Hal tersebut harus dipahami semua pihak.

Kemudian dengan merosotnya harga minyak dunia berpengaruh terhadap menurunnya iklim investasi karena selisih biaya operasi dan harga jual minyak mentah tipis atau bahkan impas.

Baca Juga: Bupati Gresik Resmikan TPS3R di Desa Manyarejo

Selain dipengaruhi faktor harga minyak dunia, kondisi ini disebabkan aspek finansial investor serta aspek nonteknis, seperti penyiapan lahan, permasalahan sosial serta regulasi pusat dan daerah. "Perlu ada dorongan dari seluruh pihak agar investasi migas kembali membaik," tegas Ali.

Menurut Ali, selain perlu kerja keras yang tanpa menyerah, kerja sama dengan para pemangku kepentingan termasuk para pemimpin media, juga pasrahkan diri kepada Dzat yang Maha Penguasa, Allah SWT.

Ali menguraikan, Allah adalah Zat yang menciptakan dan mengatur rezeki. Sumber rezeki itu datangnya dari Allah. Kita hanya mampu berusaha, sedangkan Dia yang berkuasa menentukan.Allah memiliki kehendak yang mutlak.

Baca Juga: SKK Migas Gelar Pre IOG SCM & NCB Summit 2024, ini yang Dibahas

Ketika Allah mengatakan akan memberi rezeki yang tak terduga kepada hamba-Nya yang bertakwa. maka tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya. Dia sanggup mengirimkannya kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja.

Sebagaimana firman dala Al-Quran surat Ath-Thalaaq: 2-3: "Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." Wallahu a'lam bishawab. (dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO