TUBAN, BANGSAONLINE.com - Dalam 10 tahun ke depan, produksi pertanian di Kabupaten Tuban diprediksi akan anjlok. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, Murtadji, Jumat (17/11).
Menurut Murtadji, kemungkinan anjloknya produksi pertanian itu disebabkan lantaran bahan organik (BO) tanah di Kabupaten Tuban semakin mengkhawatirkan. Per hari BO rata-rata hanya kurang dari 1 persen. Jika tidak ada penanganan serius, hal ini akan membuat kesuburan tanah terus berkurang.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
''Bahan organik tanah itu seharusnya minimal lima persen. Tanah di Tuban rata-rata kurang dari satu persen. Kondisi ini tidak baik untuk pertanian ke depan. Jika kita biarkan saja produksi pertanian di Tuban dalam waktu sepuluh tahun ke depan akan anjlok,'' ungkap Murtadji.
Ia menjelaskan, menurunnya BO tanah tersebut dikarenakan banyaknya atau tidak beraturannya pemakaian pupuk kimia oleh tanah. Dampaknya, tingkat kesuburan tanah lambat laun akan berkurang.
''Kondisi tanah pertanian saat ini sudah ketergantungan dengan pupuk kimia. Sehingga, jika tanaman tidak menggunakan pupuk kimia akan sulit subur,'' ungkapnya.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
Untuk memperbaiki BO atau struktur tanah, Murtadji menyarankan agar petani menggunakan pupuk organik atau pupuk nonkimia, seperti pupuk kandang.
"Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah,'' saran mantan camat Bancar tersebut. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News