Antisipasi Penimbunan Telur dan Elpiji, Satgas Pangan Polres Blitar Lakukan Sidak

Antisipasi Penimbunan Telur dan Elpiji, Satgas Pangan Polres Blitar Lakukan Sidak

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Menjelang natal dan tahun baru, Satgas pangan Polres Blitar melakukan sidak, Kamis (14/12) siang. Sidak dilakukan Satgas pangan di sejumlah SPBE dan peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar.

Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya mengatakan, Satgas Pangan Polres Blitar fokus melakukan sidak ketersediaan telur dan gas Elpiji karena kedua kebutuhan tersebut biasanya mengalami kelangkaan dan kenaikan harga menjelang natal dan tahun baru. Bahkan saat ini di beberapa daerah lain stok elpiji nya sudah mengalami kelangkaan.

Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024

"Kita memastikan proses produksi dan distribusi tidak ada kendala sehingga tidak ada kelangkaan. Selain itu kita juga memastikan tidak ada oknum yang melakukan tindakan curang dengan menimbun stok. Terlebih untuk telur Kabupaten Blitar merupakan penyuplai 30 persen kebutuhan telur nasional," jelas AKBP Slamet Waloya, Kamis (14/12).

Berdasarkan data yang diperoleh dari salah satu peternak ayam petelur di wilayah Jatinom, Kanigoro, untuk stok telur di Kabupaten masih mencukupi hinga akhir tahun, meskipun ada kenaikan harga yang disebabkan oleh berbagai faktor.

"Hasil koordinasi dengan peternak, produksi telur mencukupi hingga akhir tahun, meski ada beberapa kendala yang masih bisa diatasi oleh peternak," ungkapnya.

Baca Juga: Usai Lebaran, Bupati Blitar Kembali Genjot Program OVOP

Sementara Hidayaturahman, Ketua Perhimpunan Insan Perungasan Jawa Timur mengungkapkan harga telur saat ini berada di kisaran Rp 20.500 hingga Rp 22.000 per kilogram. Naik sekitar Rp 4.000 dari harga sebelumnya yang hanya Rp 18.000 per kilogramnya.

Kenaikan itu disebabkan oleh permintaan yang cukup tinggi untuk persiapan natal dan tahun baru di wilayah Indonesia Timur di mana waktu pengiriman membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga menyebabkan harga naik. Selain itu kondisi cuaca beberapa haribterakhir juga menyebabkan produksi telur mengalami penurunan.

"Untuk sekali kirim ke Indonesia Timur itu kita butuh waktu hingga 14 hari, dan saat ini permintaan dari Indonesia Timur sedang tinggi-tingginya untuk persiapan natal dan tahun baru. Sedangkan produksi memang sedikit menurun karena faktor cuaca," jelasnya.

Baca Juga: Permintaan Gas Elpiji Nonsubsidi di Blitar Turun Hingga 10 Persen, ini Penyebabnya

Setelah melakukan sidak di peternak telur, tim Satgas pangan Polres Blitar melanjutkan sidak ke SPBE Bence, Garum. Petugas langsung mengecek ketersediaan tabung gas elpiji 3 kilogram di SPBE yang menyuplai stok elpiji di wilayah Kabupaten Blitar tersebut.

Dari hasil pengecekan, petugas tidak menemukan adanya penimbunan ataupun kecurangan lain yang dilakukan pengelola SPBE.

Yuwanto, manajer SPBE Bence mengatakan, menjelang momen natal dan tahun baru pihaknya sudah melakukan penambahan droping tabung gas elpiji ke masing-masing agen di Kabupaten Blitar. Jika sebelumnya setiap harinya hanya ada 17 truk yang melakukan distribusi, selama dua hari terakhir pihaknya menambahkan empat hingga delapan truk perhari berisi 560 tabung elpiji.

Baca Juga: Okupansi Hotel di Kota Blitar Mulai Meningkat, Sejak PPKM Level 1

"Kita sudah melakukan penambahan pasokan ke agen-agen untuk menghindari kelangkaan, jadi begitu ada kelangkaan langsung bisa diatasi. Namun sejauh ini stok masih aman dan belum ada laporan kelangkaan," jelasnya. (blt1/tri/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO