BLITAR, BANGSAONLINE.com - Masyarakat Kabupaten Blitar harus lebih berhati-hati dan waspada dengan iming-iming gaji besar untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di China. Hal itu pasca beredar kabar seorang tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Blitar bernama Sriyani (37) yang kabur dari majikannya di Hangzhou, China.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disnaker Kabupaten Blitar Miftahudin melalui Kasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Jarun mengatakan, hingga kini tidak ada jalur resmi untuk menjadi TKI ke China. Karena sampai saat ini pemerintah China memang belum melegalkan pekerja informal dari negara mana pun, termasuk Indonesia untuk masuk China daratan.
Baca Juga: Jadi Tempat Penampungan Calon TKI Ilegal, Polisi Gerebek Rumah Kos di Blitar
"Sudah dipastikan kalau tujuannya China pasti ilegal," jelas Jarun ditemui dikantornya, Jumat (15/12).
Jarun menambahkan, pasca tersebarnya berita TKI Sriyani, pihaknya banyak menerima aduan dari masyarakat terkait maraknya oknum yang menawarkan pengiriman TKI ke China. Untuk itu Disnaker mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya jika ada yang menawarkan untuk menjadi TKI ke China dengan proses mudah dan gaji tinggi. Disnaker juga tidak akan mengeluarkan surat rekomendasi untuk bekerja sebagai TKI ke China.
Sementara terkait dengan TKI atas nama Sriyati yang dikabarkan berasal dari Blitar hingga kini pihaknya belum bisa berbuat banyak. Karena pihak Disnaker sendiri belum mendapatkan berita resmi terkait hal itu. Namun jika sudah ada berita resmi pihaknya akan segera mengambil langkah untuk membantu proses pemulangan.
Baca Juga: Pemkab Blitar Gandeng Pertakina untuk Dorong Potensi Lokal Lebih Luas
"Sampai saat ini kami belum menerima laporan resmi. Sehingga kami juga belum bisa berbuat banyak," tegasnya.
Dimungkinkan Sriyani berangkat ke China menggunakan visa kunjungan singkat. Diberangkatkan oleh agen TKI bodong. Karena nama Sriyani diketahui juga tidak terdaftar di data Disnaker Kabupaten Blitar. (blt1/tri/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News