SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Loyalitas massa partai di pemilu legislatif tak selamanya berbanding lurus dengan pemilihan kepala daerah (pilkada). Dalam pilkada, ketokohan cenderung lebih menonjol daripada mesin partai.
Karena itu, tak jarang kandidat yang tidak diusung partai tapi tetap maju lewat partai lain, malah memenangi pilkada, contohnya Syahri Mulyo saat pilkada Tulungagung tahun 2013. Kader PDIP itu tetap maju pilkada meski tidak direkom partai. Ia kemudian memilih maju lewat gabungan partai kecil dan kemudian terpilih sebagai Bupati.
Baca Juga: Sahabat Ning Lia Nganjuk Sokong Lia Istifhama Menuju DPD RI
Potensi itu bisa kembali terjadi pada PDIP bila mengacu dari hasil survei yang dirilis oleh Surabaya Survey Center (SSC). Pasalnya, pemilih PDI Perjuangan sebagai partai pengusung Gus Ipul-Anas sebanyak 40.4 persen menyatakan bakal mendukung pasangan Khofifah-Emil. Hanya 34.5 persen dari mereka yang menyatakan akan sesuai dengan keputusan partai pilihan mereka dan mendukung Gus Ipul-Anas. Sementara, 25.1 persen sisanya tidak menjawab atau menjawab tidak tahu.
Survei tersebut dilakukan oleh Surabaya Survey Centre di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada kurun waktu 25 November-8 Desember 2017. Survei itu dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 940 responden. Tingkat kepercayaan dari hasil yang didapat sebesar 95 persen dengan margin of error 3.2 persen.
Direktur Riset SSC Edy Marzuki berpendapat bahwa saat ini yang tengah terjadi di tengah masyarakat adalah kondisi di mana partai politik tengah kehilangan pengaruhnya. Untuk itu, pola komunikasi yang dilakukan oleh parpol seharusnya mampu lebih menyentuh para pemilih mereka secara personal.
Baca Juga: KPU Jatim Ajukan Anggaran Pilgub Rp 1,9 Triliun, DPRD Jatim: Tak Masalah, Asal...
"Terlebih lagi di Jawa Timur, mereka perlu lebih disentuh secara personal atau secara kultural. Selain itu, pendekatan kepada para tokoh agama dan masyarakat di wilayah-wilayah yang ada di Jatim juga sangat perlu. Karena para tokoh tersebut masih menjadi junjungan dari masyarakat di Jawa Timur dalam kehidupan sehari-hari mereka," jelas Edy, Kamis (21/12).
Sebaliknya, hasil positif diraih oleh Partai Demokrat sebagai salah satu partai pengusung Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jatim 2018. Mayoritas massa Partai Demokrat memilih Khofifah-Emil di pilgub nanti.
Edy membeberkan sekitar 42.4 persen dari para pemilih Partai Demokrat di akar rumput telah mengutarakan bakal memilih pasangan Khofifah-Emil. Hanya sekitar 24.3 persen yang mengaku akan memilih Gus Ipul-Anas. Sementara, 32.3 persen sisanya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca Juga: Ini 15 Nama Cagub Potensial Jatim 2024 Hasil FGD Political Centre
Lebih lanjut, terkait capaian yang berhasil diraih Partai Demokrat tersebut, Edy mengatakan bahwa raihan tersebut sangat patut untuk diapresiasi. Hal itu mengindikasikan mesin politik Partai Demokrat juga sudah berjalan meyakinkan pemilih di bawah untuk memilih kandidat yang didukung partai.
"Tentunya, itu berarti Partai Demokrat telah berhasil merangkul para pemilih mereka secara kultural. Para tokoh masyarakat dan tokoh agama juga nampaknya, dari hasil survei tersebut, telah berhasil dirangkul oleh Partai Demokrat juga," pungkas Edy. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News