GRESIK, BANGSAONLINE,com - Gelombang protes terhadap pelaksanaan rekrutmen perangkat desa di Kabupaten Gresik yang dinilai amburadul terus bermunculan. Setelah warga Desa Banter Kecamatan Benjeng melaporkan dugaan jual beli perangkat desa dalam rekrutmen, kali ini giliran Desa Ngepung, Kecamatan Kedamean yang bergejolak.
Nurul Azis, salah satu Peserta Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D) di Desa Ngepung mendatangi Balai Komunitas Wartawan Gresik (KWG) di Jalan Basuki Rahmat, Jumat (12/1). Ia mengadukan soal dugaan rekayasa dalam pelaksanaan P3D di Desanya.
Baca Juga: Anggaran BK dan Pokir DPRD Gresik Berkurang, Pemdes Slempit Gelar Musdes P-APBDes 2024
"Saya katakan terindikasi sarat rekayasa karena yang jadi sebelumnya sudah ditunjuk (ditentukan,red) sebelum tes P3D dilaksanakan," ujar Nurul Azis kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (12/1).
"Dari 17 peserta, 4 orang yang terpilih dalam P3D sebelumnya sudah ditentukan sebelum tes dilaksanakan. Jadi empat orang yang terpilih itu sebelumnya sudah diberitahu oleh Kades Ngepung(Suparnata,red) ," tudingnya.
Ia mengungkap keempat perangkat yang diduga 'pesanan' tersebut, yakni Sekretaris Desa (Sekdes) Muhammad Yusuf, Kepala Dusun (Kasun) Ngepung Ma'sum, Kesra Muhammad Mubin, dan Kasun Doro Musdofir.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Penghasil Jeruk Nipis dari Kota Pudak
"Mereka itu sebelum tes dimulai sudah ditunjuk. Tujuannya, untuk menguatkan posisi Kades yang akan kembali maju pada Pilkades 2019 mendatang," terangnya.
Ia juga mengungkap kecurangan lain, yakni adanya hasil tes yang tak ditandatangani oleh tim penguji dari Media Hati. "Ini kan juga janggal," paparnya.
"Selain itu, bentuk dugaan kecurangan lain adalah ada pernyataan dari panitia bahwa tes Psikotes yang diadakan Media Hati itu cuma tolak ukur pak Kades sama Pak Camat. Buat pertimbangan untuk rekom saja," jlentrehnya.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani
Karena itu, Nurul Azis mendesak agar hasil P3D Ngepung dianulir dan dilakukan P3D ulang. "Karena sarat rekayasa dan penuh kecurangan, kami meminta P3D diulang," pungkasnya.
Sayang, Kepala Desa Ngepung Suparnata dan Ketua Panitia P3D Hasan Yuliadi belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News